IMBCNEWS Jakarta | Pilpres 2024 Ridwan Kamil berpeluang jadi cawapres Ganjar Pranowo, untuk memecah suara limbung di Jawa Barat. Oleh karenanya, meskipun PPP mendesak Patai PDI untuk mengumumkan pasangan Ganjar dengan Sandiaga Uno, Ketua Umum PDI Megawati masih menunggu dan mengkalkulasikan agar dalam Pelpres 2024 dia tetap sebagai kingmakernya.
BBCNEWS pada Selasa merelease, pertarungan untuk menentukan siapa bacawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, kian gencar. Setelah Muhaimin Iskandar bakal mendampingi bacapres Anies Baswedan, kini Ridwan Kamil mulai dimunculkan. Bagaimana kans Sandiaga Uno dan AHY? Nama Ridwan Kamil mulai gencar dimunculkan sebagai salah-satu bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo.
Sejumlah pimpinan PDI Perjuangan membenarkan hal itu, apalagi Ridwan Kamil dilaporkan telah bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri, Selasa pekan ini. Belakangan Menko Polhukam Mahfud MD juga disebut sebagai alternatif lainnya sebagai bacawapres Ganjar.
Nama Ridwan Kamil dan Mahfud adalah dua dari lima nama lainnya yang disebut berpotensi mendampingi Ganjar. Nama lainnya adalah Sandiaga Uno yang terus diperjuangkan PPP.
Di sisi lain, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Wakil Ketua Majelis Syura Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa partainya tetap mendukung capres Anies Baswedan dan tidak akan keluar dari koalisi perubahan untuk persatuan.
”PKS tetap konsisten dengan keputusan-keputusan Majelis Syura soal Bacapres maupun Bacawapres,” kata Hidayat dalam keterangannya pada Senin kemarin. .
Hingga berita ini dinaikkan, PKS belum mengadakan musyawarah Majelis Syura terkait pengusungan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024.
Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil, menilai Demokrat dan PPP kemungkinan besar akan bergabung dengan koalisi PDIP.
Sebab, jika kedua partai itu memutuskan untuk membuat ‘poros keempat’ maka jumlah kursi tidak akan cukup untuk memenuhi batas 20% suara gabungan partai.
”Keuntungan bergabung dengan PDIP, yang pasti dia bisa mengusung capres dan berpeluang mendapat coattail effect [efek ekor-jas] dari capres yang diusungnya. Kalau kerugiannya, dia tidak punya calon yang diusung,” ujar Adam.
Apa pro-kontra PPP dan Demokrat jika bergabung dengan koalisi besar?
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, menyatakan bahwa Demokrat masih mempertimbangkan koalisi mana yang mereka akan pilih untuk bergabung.
“Kita belum bisa menentukan yang mana kita lebih condong. Karena kita masih punya waktu yang banyak untuk melakukan evaluasi. Dan tingkat kenyamanan juga menjadi pertimbangan kita,“ ujar Syarief.
Ia mengungkapkan komunikasi antara Demokrat dan koalisi Ganjar dan koalisi Prabowo masih terus berjalan. Namun, Demokrat sudah tidak lagi mengharuskan AHY dipilih menjadi bakal cawapres jika diterima oleh koalisi lain.
“Kalau koalisi baru, mungkin kita masih mempertimbangkan itu. Tetapi kalau merapat ke koalisi, mungkin sudah tidak mempertimbangkan lagi [mencalonkan AHY],“ tutur Syarief.
imbcnews/bbc/diolah/