IMBCNews, Jakarta | Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan menggelar sidang majelis etik, buntut komentar bernada ancaman yang dilakukan peneliti astronomi BRIN Andi Pangerang Hasanuddin terhadap warga Muhammadiyah. Sidang etik diagendakan digelar Rabu (26/4/23).
Dalam keterangan resminya, BRIN memastikan telah melakukan pengecekan mengenai komentar viral tersebut. Selanjutnya, BRIN akan melakukan sidang majelis etik terhadap Andi Pangerang.
“Langkah konfirmasi telah dilakukan untuk memastikan status APH adalah ASN (Aparatur Sipil Negara) di salah satu pusat riset BRIN,” kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, dalam keterangan resmi Selasa (25/4).
Ia menambahkan, “Sesuai regulasi yang berlaku, BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukum Disiplin PNS sesuai PP 94/2021.”
Rencananya, Sidang Majelis Etik ASN terhadap Andi Pangerang Hasanuddin telah diagendakan bakal digelar pada Rabu (26/4) esok.
Setelah sidang Majelis Hukum Disiplin ASN, maka akan ditetapkan sanksi final terhadap Andi Pangerang.
Sebelumnya, unggahan peneliti BRIN Andi Pangerang yang bernada mengancam warga Muhammadiyah viral di media sosial. Pernyataan Andi tersebut mengomentari pernyataan peneliti BRIN yang lain, Thomas Jamaluddin, terkait dengan perbedaan metode penetapan hari lebaran 2023.
Baik pernyataan Thomas maupun Andi dibagikan sejumlah pengguna media sosial, termasuk Rektor Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma’mun Murod yang mengecam pernyataan tersebut.
“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,” demikian pernyataan Andi di Facebook.
Buntut viralnya kasus ini, Andi Pangerang telah menuliskan surat terbuka berisikan permintaan maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah.
“Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada pimpinan dan seluruh warga Muhammadiyah yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut,” tulis Andi.
Ia mengaku komentarnya di media sosial Facebook pada Minggu (23/4) yang mengancam membunuh warga Muhammadiyah dipicu emosi. Pasalnya, rekan kerjanya di BRIN yaitu Thomas Djamaluddin diserang sejumlah pihak.
“Komentar tersebut dikarenakan rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak,” tutur Andi.
“Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semacam ini lagi di waktu-waktu mendatang,” tandasnya. (Kadar Santoso)