Ciputat-IMBCNews – Pelatihan Instruktur Nasional Penguatan Moderasi Beragama (INAS PMB) tahun 2024 diikuti 60 peserta dari total 1.325 calon yang mendaftar. INAS PMB tahun 2024, merupakan pelatihan level tertinggi atau the first range yang berlandaskan pada kebutuhan negara atau kebutuhan institusi.
Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno berharap INAS PMB 2024 mampu membangun instruktur berkualitas untuk moderasi beragama. “Pada pelatihan ini akan penyamaan persepsi dalam menanamkan moderasi beragama kepada para dosen, aktivis, organisasi masyarakat, dan para pejabat eselon II pada kementerian dan lembaga,” ujar Kepala Balitbang Diklat Suyitno di Ciputat, Minggu malam (12/5/2024).
Dengan menitikberatkan pada kebutuhan institusi, kata Suyitno, pelatihan ini dianggap sebagai langkah terdepan dalam upaya memperkuat moderasi beragama di Indonesia. Oleh karena itu, nantinya akan dilakukan pretest dan diakhiri dengan post test untuk mengukur kognitifnya, supaya tidak ada miss perception.
Selain sesi teoritis, pelatihan INAS PMB juga melibatkan studi lapangan sebagai studi empiris untuk memahami secara langsung kehidupan moderasi beragama dalam berbagai konteks.
“Ini diharapkan agar ketika ada kasus yang serupa, INAS memiliki pemahaman yang mendalam terhadap karakteristiknya dan mampu mengatasinya,” imbuh Suyitno.
Suyitno juga menekankan bahwa pelatihan INAS PMB akan menjadi program yang berkelanjutan, mengingat sasaran pesertanya yang sangat besar, mencapai hampir tiga juta individu baik dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN.
“Mengacu pada data nasional ASN, kita memiliki lebih dari 4 juta ASN, di mana Kementerian Agama sendiri memiliki sekitar 230.000 ASN. Namun, jika ditambah dengan non-ASN termasuk berbagai organisasi masyarakat, totalnya mencapai sekitar tiga juta orang,” ungkapnya.
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Mastuki, menyampaikan apresiasi atas partisipasi peserta dalam pelatihan ini.
Peserta pelatihan mewakili berbagai agama, seperti Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu, “Para peserta juga mencerminkan keberagaman jenis kelamin dan latar belakang lembaga, dengan sejumlah besar peserta berasal dari luar Kementerian Agama,” ujar Mastuki saat melaporkan pelaksanaan kegiatan INAS PMB Angkatan IV dan V di Ciputat, Minggu malam.
Menurut Mastuki para peserta mewakili berbagai lembaga, seperti Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, BBGP Jawa Barat, BNPT Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat, Kesbangpol, Lembaga Administrasi Negara, Kementerian Dalam Negeri, dan Pusdiklat Aparatur Perdagangan, yang telah diberikan mandat tugas oleh pimpinan masing-masing lembaga.
Pada kesempatan tersebut, Mastuki menyoroti perbedaan signifikan dalam kepesertaan pelatihan. Menurutnya, pelatihan kali ini dibandingkan dengan pelatihan sebelumnya, lebih banyak peserta dari luar Kementerian Agama, “Hal ini sesuai dengan rencana dan rencana tindakan implementasi Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023,” imbuhnya.
Dalam laporannya, peran organisasi kemasyarakatan keagamaan juga ditekankan sebagai calon instruktur nasional, bersama dengan instruktur nasional yang sudah ada, seperti Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Generasi Muda Konghucu Indonesia, Gereja Kristen Pasundan, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pelatihan yang dilaksanakan secara maraton dari tanggal 11 hingga 20 Mei 2024, melibatkan tahap praktek analisis fenomena sosial keagamaan di lokasi-lokasi seperti Gereja Kristen Indonesia Yasmin, dan Masjid Imam bin Hambal di Bogor.
Workshop akhir akan dipimpin oleh tim Alisa Wahid, dengan berbagai narasumber terkemuka seperti Prof. Sahiron, KH. Nahai, dan Lukman Hakim Saifudin. “Dengan keberhasilan peserta yang lulus, kami berharap dapat memperkuat barisan instruktur nasional moderasi beragama, dan penguatan pandangan dan praktik beragama yang moderat akan tersebar melalui mereka ke berbagai tempat di Indonesia di mana mereka akan bertugas,” pungkasnya. (KS)