IMBCNews, Jakarta | Mushalla Baitul Makmur yang sejak dua bulan lalu direnovasi, Jumat (10/3/2023) diresmikan. Mushalla ini menjadi pusat kegiatan da’wah Islam berkemajuan Pengurus Ranting Muhammadiyah (PRM) Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur kini bersiap mengisi kegiatan Ramadhan yang telah di depan mata.
Demikian kata Pengurus Mushalla Baitul Makmur yang juga Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pisangan Baru, Sutaryo S Kom, MM. Lebih jauh disebutnya, renovasi mushalla karena awalnya sudah tampak kumuh kayu-kayu lapuk sehingga memang perlu diperbaiki dan tergetnya Ramadhan 1444, mushalla sudah bisa digunakan.
“Syukur Alhamdulillah sore ini telah dinyatakan selesai renovasinya dengan menghabiskan biaya sekitar 80-an juta. Terima kasih kepada semua yang telah memberikan sumbangan. Dan terima kasih atas ketadiran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Matraman,” katanya.
Hadir dan memberikansambutan dan tausiyah peresmian mushallan Ketua PCM Matraman Drs H Nandi Rahman dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Dr Bunyamin M Pd.
Drs Nandi Rahman dalam sambutannya merasa bersyukur karena mushalla di PRM Pisangan Baru sudah terlihat lebih bagus dari sebelumnya.
“Karena mushalla sudah lebih bagus maka tentunya sangat diharapkan kegiatan untuk memakmurkan mushalla ini ke depan menjadi perhatian. Namanya Baitul Makmur maka diharapkan mushalla ini begian penting dari membangun kemakmuran di masyarakat.
Wakil Ketua PWM DKI Dr Bunyamin dalam tausiyahnya berpesan, sekali pun Mushalla Baitul Makmur tidak besar dan di sebuah gang, namun manajemennya perlu sekali diperbaguskan.
“Dari manajemen yang baik dan terencana, in sya Allah akan lebih memajukan di lingkungan ini. Misalnya, satu saja anak yang mengaji di mushalla ini, apa lagi anak yatim misalnya, ditanggung atas nama mushalla bisa dimasukkan ke Pesantren Darul Arqam Garut, tentunya akan memiliki dampak baik ke depan,” katanya.
Ia menambahkan, bahwa manajemen itu harus dibuat memudahkan jangan menyulitkan, dan dapat juga ditiru manajemen Masjid Jokokariyan di Yogyakarta dengan sistem saldo nol.
“Saldo nol bukan berarti masjid atau mushalla tidak butuh uang. Akan tetapi seberapa pun dana ada langsung dimanfaatkan membangun lingkungan, membantu anak supaya sekolah, terlebih anak yatim,” ungkap dan harapnya.
Lebih lanjut Bunyamin menyebut, boleh juga mengajar anak-anak lewat tour, sebagai bagian pembinaan shalat dan ibadah lainnya.
“Kata Pak Taryo tour pernah dipraktikan sebagai pra training bagi anak-anak kebetulan ada pendananya. Kayak begini boleh dilakukan lagi, karena pas bepergian bisa jadi kesempatan untuk praktik shalat jamak qoshor, praktik tayamum, dan lain sebagaimnya. Supaya anak-anak tau dan memahami pentingnya shalat,” sebutnya.
Hadir juga dalam acara peresmian dari Pimpinan Cabang Aisyiyah Matraman, ibu-ibu pengajian Mushalla Baitul Makmur, AMM di Cabang Muhammadiyah Matraman, dan keluarga para pewakaf tanah untuk mushalla yang diresmikan. (Asy: PRM-Pisba)