IMBCNews, Jakarta | Memasuki malam ke 20 Ramadhan 1444 H, Al Ustadz Drs H SM Hasyir Alaydrus, S Sos., MM., dalam tausiyahnya di Masjid Al Hidayah Ranting Muhammadiyah Tanjung Lengkong Bidaracina, PCM Jatinegara-Jakarta Timur, Senin (10/4/2023) mengajak jamaah untuk memaksimalkan amaliah.
Menurutnya, bulan Ramadhan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki bulan-bulan lain. Seperti saat shaum atau berpuasa, balasannya tidak dapat diukur dalam angan-angan manusia.
“Karena amalan shaum Allah sendiri yang akan memberikan balasan. Sedangkan amalan kebaikan yang lainnya, di bulan Ramadhan telah dipersiapkan nilai barokah yang besar. Dan amaliah Ramadhan dapat juga menjadi penghapus kekhilafan kita selaku hamba Allah yang mengharapkan ampunan,” jelasnya.
Ia juga menyetir sebuah hadits Nabi Saw, yang artinya: “Barang siapa berpuasa Ramadhan karena imannya kepada Allah dan hanya mengharapkan (ridlo) dari Allah, maka akan diampuni semua dosa yang telah dilakukannya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Ustadz Hasyir kemudian mengingatkan, saat-saat Ramadhan memasuki 10 hari terakhir, Allah juga sudah mempersiapkan rahmat yang besar bagi hamba-hambaNya yang mau dengan ikhlas menarik rahmat tersebut dari-Nya.
Oleh sebab itu, Ustadz Hasyir mengajak jamaah untuk berusaha terus untuk memaksimalkan amaliah, pada waktu Ramadhan yang telah memasuki hari-hari terakhir.
Pertama, jangan membohogi diri sendiri.”Jika puasa itu membuat kita lapar, haus atau fisik lemas, ya memang itulah faktanya bahwa kita masih hidup. Dan itu juga pertanda kita berpuasa. Kalau tidak haus, tidak lapar atau tidak lemas malah kita khawatirkan orang tersebut membohongi dirinya sendiri,” singgung dia.
Kedua, dalam momentum shaum sebenarnya memiliki unsur melatih kejujuran. “Pada hakekatnya, yang tahu seseorang itu berpuasa atau tidak berpuasa hanya dirinya sendiri dan Allah Subhanahu wa ta’ala,” papar dia.
Lebih lanjut Ustadz Hasyir mengatakan, berangkat dari nilai-nilai kejujuran menjadi tanda kekokohan iman seseorang. Kekokohan iman ini berpotensi untuk menjadi hamba Allah yang bertaqwa.
“Hal itu sesuai dengan seruan Alqur-an kepada kaum yang beriman bahwa pentingnya melaksanakan shaum agar kita menjadi insan yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala,” sebutnya. (asy)