IMBCNEWS Turki | Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengingatkan agar negara-negara Eropa Barat tidak ikut politik AS yakni sering memiliki standar ganda dalam menilai suatu kesalahan. Kalau kesalahan dilakukan oleh negara penghamba AS, sering dinafikan, tetapi jika suatu negara melaukan kesalahan sedit saja yang tidak patronya, akan dipersalahkan hingga diberikan sanksi kolektif. Cara itu tidak berbudaya dan tidak mendidik manusia untuk bersifat jujur.
Recep T Erdogan menuduh negara-negara Barat menerapkan standar ganda karena dinilainya telah berbicara keras tentang Iran atas serangan akhir pekan lalu terhadap Israel. Namun, ia tidak mengutuk Israel yang sebelumnya menarget kedutaan Iran di Damaskus, ibu kota Suriah.
Ia mengecamnya, terhadap sikap negara-negara Barat yang hipokrit itu, seraya menambahkan pihaknya akan terus melanjutkan upaya diplomatiknya untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut, direlease voa ind pada Kamis.
“Serangan Israel terhadap misi Iran di Damaskus yang melanggar hukum internasional dan Konvensi Wina, merupakan tindakan terakhir. Selain beberapa negara, tidak ada yang bereaksi terhadap sikap agresif Israel yang menginjak-injak praktik internasional,” tandasnya.
Erdogan mengatakan, mereka yang tetap diam terhadap “sikap agresif Israel segera mengecam tanggapan Iran.”
Menurutnya, tanggung jawab utama atas ketegangan di kawasan itu ada pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia menambahkan, “Kami percaya bahwa pernyataan apa pun yang tidak mengakui kebenaran ini tidak akan ada gunanya bagi upaya untuk mengurangi ketegangan.”
Pemimpin Turki itu juga menuduh Netanyahu meningkatkan ketegangan untuk “memperpanjang kehidupan politiknya.”
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mendesak pengendalian diri dan deeskalasi di Timur Tengah ketika kelompok Tujuh Menteri Luar Negeri bertemu di pulau resor Italia, Capri.
Di bawah presidensi bergilir Italia, para pemimpin G7 diperkirakan akan mengeluarkan seruan terpadu kepada Israel untuk menahan diri setelah serangan akhir pekan oleh Iran yang melibatkan ratusan drone, rudal balistik, dan rudal jelajah yang ditembakkan ke arah negara Yahudi itu.
Tajani mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa negaranya mendukung solusi dua negara, namun prioritasnya saat ini adalah mendukung gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas.
Seiring dengan perang Israel di Gaza yang memasuki bulan keenam, serangan Teheran menambah elemen baru yang mendesak dalam pertemuan tiga hari para menteri luar negeri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Italia itu mengatakan, “Kami adalah sahabat Israel. Kami menentang serangan terhadap Israel. Reaksi pertahanan sangat baik. Ini adalah kemenangan bagi Israel. Sekarang kami perlu bekerja keras untuk meredakan ketegangan. Dalam pertemuan G7, di bawah kepemimpinan Italia, tiga hari yang lalu, G7 pada saat itu mengatakan negara-negara anggota memutuskan untuk mengirimkan pesan yang jelas. Kami mengutuk Iran. Tapi (pesannya) sekarang lebih baik berhenti.”
Para pemimpin dunia telah mendesak Israel untuk tidak membalas setelah Iran melancarkan misi balas dendam yang mendorong Timur Tengah semakin dekat ke ambang perang di kawasan.
Israel akan Lakukan Apa pun untuk Bela Diri
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu (17/4) mengatakan dia menghargai dukungan internasional dalam membela Israel dari serangan Iran minggu ini, namun menyatakan bahwa negaranya akan membuat “keputusannya sendiri.”
“Saya berterima kasih kepada para sahabat atas dukungannya dalam membela Israel dan saya katakan dukungan dalam perkataan dan perbuatan. Mereka juga memberikan berbagai saran dan nasihat. Saya menghargai semuanya, tapi saya ingin menjelaskan bahwa kami akan membuat keputusan sendiri dan negara Israel akan melakukan semua yang diperlukan untuk mempertahankan diri.”
Presiden Iran telah memperingatkan bahwa “invasi terkecil” yang dilakukan Israel akan menimbulkan respons yang “besar dan keras,” sementara kawasan tersebut bersiap menghadapi potensi pembalasan Israel setelah serangan Iran pada akhir pekan.
Presiden Ebrahim Raisi berbicara pada hari Rabu di parade militer tahunan yang dipindahkan ke barak di utara ibu kota, Teheran, dari tempat biasanya di jalan raya di pinggiran selatan kota.
Presiden Raisi Peringatkan ‘Tanggapan Keras’ Jika Israel Balas Serangan Iran, Pihak berwenang Iran tidak memberikan penjelasan mengenai relokasi tersebut, dan televisi pemerintah tidak menyiarkannya secara langsung, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Iran meluncurkan ratusan rudal dan drone ke arah Israel pada akhir pekan lalu sebagai balasan atas serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besar Iran di Suriah pada 1 April yang menewaskan 12 orang, termasuk dua jenderal Iran.
imbcnews/diolah/