IMBCNews, Boyolali | El Nino yang membawa dampak pada kekeringan, di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) dikabarkan semakin maluas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebut, kekeringan meluas menjangkau lima kecamatan.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kabupaten Boyolali Rima Kusumawati, di Boyolali mengatakan, sejak Juli hingga awal Agustus hanya empat kecamatan yang meminta bantuan. “Saat sekarang sepertinya meluas karena menjadi lima wilayah kecamatan,” katanya.
Keempat kecamatan tersebut, kata Rima Kusumawati; Tamansari, Wonosamodro, Wonosegoro, dan Kemusu. “Kini, bertambah satu kecamatan lagi yakni Juwangi, yang mengajukan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat,” jelas dia.
Ia mengemukakan bahwa pihaknya menerima surat pengajuan bantuan air bersih oleh Kepala Desa Sambeng Kecamatan Juwangi ini, sebanyak delapan tangki. “Penyebarannya untuk Dukuh Klumpit sebanyak dua tangki, Kedung Dawung dan Sambeng Barat masing-masing sebanyak tiga tangki, ukuran 5.000 liter,” kata Rima, Senin (21/8).
Dijelasakan, dari enam wilayah kecamatan di Boyolali yang dipetakan rawan bencana kekeringan yakni Tamansari, Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Juwangi dan Musuk, satu wilayah diantaranya belum meminta bantuan air bersih yakni Musuk.
“BPBD Boyolali pada Senin ini telah melakukan pengiriman bantuan air bersih sebanyak enam tangki ke wilayah Kecamatan Wonosamodro. Pengiriman bantuan akan terus dilakukan sesuai permintaan dari masyarakat yang membutuhkan air bersih,” kata Rima.
Pengiriman bantuan air bersih di Boyolali selama musim kemarau hingga Senin ini mencapai 109 tangki. Bantuan air bersih terbanyak di Kecamatan Tamansari (36 tangki), kemudian Wonosamodro (34 tangki), Kemusu (22 tangki), Wonosegoro (17 tangki).
“Kami telah mempersiapkan bantuan air bersih sebanyak delapan tangki untuk Desa Sambeng, Kacamatan Juwangi, karena sudah ada surat permintaan dari pemerintah desa setempat bahwa masyarakat membutuhkan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Diungkapkan, desa yang membutuhkan air bersih terbanyak karena musibah kekeringan yakni Kedungrejo Kemusu (22 tangki), Guwo Wonosegoro (17 tangki), Jemowo Tamansari (14 tangki), Repaking Wonosamodro (13 tangki), Lampar Wonosamodro (12 tangki) dan desa lainnya di bawah tujuh tangki.
Sementara itu Kepala BPBD Boyolali Suratno mengatakan bantuan air bersih telah disiapkan untuk masyarakat di lokasi bencana kekeringan yang dipetakan daerah rawan ada enam kecamatan di wilayah ini. Pemkab Boyolali pada tahun ini telah menganggarkan Rp105 juta atau sekitar 161 tangki ditambah dari bantuan CSR dari BUMD, BUMN, ormas, dan swasta sehingga total sekitar 350 tangki. (Sumber: MINANews-R/B04/P2)