Jakarta-IMBCNews- Bagi orang yang sudah terbiasa menulis dan menghasilkan banyak karya tulis, mungkin akan beranggapan bahwa menulis itu adalah sesuatu yang mudah atau tidak terlalu sulit.
Namun bagi mereka yang belum pernah menulis atau bagi orang yang baru berminat ingin menjadi seorang penulis, maka bisa jadi menulis adalah sesuatu yang tidak mudah.
Menurut Dinawati Batubara, penulis buku berjudul “Terang di ujung gelap” menulis itu tidak sulit. “Bikin kerangka tulisan, nanti juga mengalir. Yang penting juga bagaimana kita memanfaatkan waktu untuk menulis, dan apa saja bisa kita tulis,” ujar Dinawati Batubara pada acara launching dan bedah bukunya di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Selasa (3/12).
Dalam acara yang dimoderatori Budi Sumarno, sutradara dan pegiat film, Dinawati Batubara mengungkapkan tentang buku yang ditulis istri polisi atau anggota Bhayangkari ini berkisah tentang perjuangan anak-anaknya meraih cita-cita.
“Saya berupaya menulis dengan jujur. Bahwa anak saya sempat gagal, tidak lulus saat ujian masuk kepolisian. Jujur kalau anak tidak mampu menyelaikan tugas, agar kemudian belajar lagi,” ujar Dinawati, ibu dari dua anak yang kemudian meraih cita-cita sebagai polisi.
Mungkin sebagian orang, lanjut dia, hanya menulis tentang keberhasilan. “Saya tulis apa adanya, bahwa anak saya pernah gagal, kita arahkan dengan melihat dimana kelemahan lalu kita cari jalan keluarnya, dan pada akhirnya berhasil,” ujar Dinawati Batubara.
“Meski papanya anak-anak polisi, tapi tetap berupaya keberhasilan anak-anak meraih yang diinginkan karena kemampuan dan tekad mereka. Kalau kita punya kompetensi kita bisa kompetisi,” imbuhnya.
Bila Ibu Kartini, tokoh wanita Indonesia menulis “Habis Gelap Terbitlah Terang”, sedangkan Dinawati Batubara menulis buku berjudul “Terang di ujung gelap”, menurut Dinawati, buku yang ditulisnya tentang perjuangan meraih cita-cita. “Kalau berhenti berjuang, berarti berhenti meraih cita-cita.”
Oleh karenanya, agar menulis menjadi sebuah aktivitas yang mudah, maka satu-satunya jalan adalah dengan terus berlatih menulis, menulislah terus sampai akhirnya mahir dan akhirnya bisa merasakan sendiri bahwa menulis itu tidak sesulit yang dibayangkan.
“Saya menulis sejak SMP. Seperti anak gadis pada umumnya menulis ‘diary’. Pernah juga saat menulis tiba-tiba ‘macet’, lalu buka memory yang ada lancar lagi,” demikian Dinawati Batubara. (*)