Bogor-IMBCNews- Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan operasional Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al Quran (UPQ) Kementerian Agama di Bogor, yang dapat mencetak kitab suci umat Islam tersebut hingga dua juta eksemplar per tahunnya.
“Tempat ini bukan hanya untuk mencetak Al Qur’an, tetapi juga menjadi pusat literasi Al Qur’an. Di sini, kita bisa melakukan pendalaman. Ada perpustakaan, ruang konferensi, wisata spiritual, dan berbagai fasilitas lain yang bisa dikunjungi oleh keluarga,” kata Menag Nasaruddin Umar saat meresmikan gedung di Ciawi, Bogor, Rabu (4/12).
Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan rasa bangganya menjadi warga negara Indonesia karena mampu mencetak Al-Qur’an hingga dua juta eksemplar per tahun. Menurutnya, hal ini menunjukkan komitmen negara dalam menjaga dan menghormati kitab suci umat Islam.
Menag menceritakan bahwa inisiatif pembangunan percetakan Al-Qur’an oleh Kementerian Agama dimulai ketika ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Sebelumnya, percetakan hanya mampu menghasilkan 200 eksemplar per tahun.
Menag menjelaskan alasannya waktu itu membuat keputusan untuk membangun percetakan khusus Al-Qur’an. Hal ini karena keprihatinan terhadap perlakuan tidak pantas terhadap kitab suci di beberapa percetakan swasta.
“Saat saya mengunjungi percetakan swasta, saya melihat Al-Qur’an diperlakukan secara sembarangan, dilempar, bahkan dibanting. Ini sangat miris, mengingat Al-Qur’an adalah kitab suci yang harus dihormati,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Menag berharap percetakan Al-Qur’an dilakukan oleh orang-orang yang memahami dan menghormati tata cara perlakuan terhadap kitab suci.
Menag menegaskan agar penghormatan serupa diberikan kepada semua kitab suci dari berbagai agama di Indonesia. Ia berharap percetakan semua kitab suci, termasuk Al-Qur’an bisa dilakukan dengan etika yang tinggi, baik dalam produksi maupun distribusinya.
“Kita harus memastikan semua kitab suci dari seluruh agama di Indonesia dapat diperlakukan secara hormat. Bahkan, saya berharap Gedung Percetakan Al-Qur’an ini dapat digunakan untuk mencetak kitab suci agama lain, sebagai wujud toleransi dan persatuan bangsa,” ujarnya.
Menag menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah keragaman agama di Indonesia. “Dengan adanya perbedaan agama, bukan berarti kita harus terpecah. Justru, perbedaan ini harus menjadi kekuatan yang menyatukan bangsa kita,” katanya.
Menag berharap dengan beroperasinya Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) dapat berkontribusi dalam mencetak serta memelihara Al-Qur’an dan kitab-kitab lain di mata Internasional. Ia juga mengimbau masyarakat untuk membeli kitab suci dari penerbit yang memperlakukan kitab-kitab dengan baik dan menghormati nilai yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut.
“Semoga dengan adanya gedung baru, segala permasalahan bisa kita urai satu per satu,” kata Menag Nasaruddin Umar.
Sementara Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan pembangunan Gedung PLKI UPQ ini merupakan hasil dari perencanaan yang dimulai sejak tahun 2020.
Proyek ini mulai dibangun pada tahun 2023 dan selesai dalam waktu dua tahun dengan total anggaran sebesar Rp239 miliar. “Alhamdulillah, kini kapasitas cetak meningkat signifikan dari 250 ribu menjadi 1-2 juta mushaf Al Quran per tahun,” ujar Kamaruddin.
Ia mengatakan Gedung PLKI UPQ Kemenag dirancang sebagai ikon wisata religi dengan fasilitas modern, seperti ruang diskusi, seminar, galeri mushaf, dan mini teater digital yang sangat canggih.
“UPQ ini tidak hanya menjadi percetakan Al Quran, tetapi juga pusat literasi keagamaan Islam. Dengan konsep GLAM (Gallery, Library, Archive, Museum), bangunan modern ini menjadi ikon wisata religi dan peradaban Islam di Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain mesin percetakan PLKI UPQ Kemenag menggunakan teknologi canggih asal Jerman, yang menjamin kualitas setara dengan percetakan Al Quran di Madinah dan Iran.
“Saya mengajak semua Dirjen untuk memanfaatkan percetakan ini karena kualitasnya setara dengan percetakan di Madinah atau Iran, dengan mesin canggih dari Jerman. Bahkan mulai mencetak mushaf Al-Quran Braille untuk disabilitas netra serta mushaf Al-Quran isyarat untuk disabilitas rungu-wicara,” katanya.
Kamaruddin juga optimistis UPQ dapat menjadi sumber pendapatan bagi Kemenag, sekaligus memperkuat peran Indonesia dalam mempromosikan Islam moderat di tingkat internasional.
“Kami sangat optimis bahwa UPQ ini dapat menjadi salah satu ikon peradaban Islam Indonesia. Sejalan dengan arahan Bapak Menteri untuk mempromosikan Islam Indonesia di kancah internasional, percetakan ini adalah wujud nyata kebangkitan literasi Islam Nusantara,” kata Kamaruddin Amin.
Hadir dalam acara peresmian tersebut anggota DPR RI Komisi VIII, Bappenas, Bupati/Walikota Bogor, para pejabat Eselon I dan II Kemenag. (KS)