IMBCNews, Karawang | Pembangunan Jembatan Sungai Cilamaran di Dusun Citeureup, Kelurahan Palumbonsari, Kecamatan Karawang Timur jadi sorotan warga sekitar bahkan melayangkan komplain. Pasalnya, proyek pembangunan jembatan pada kali pembuang di dusun itu masih ada jembatan lama yang rusak dengan bentangan panjang sekitar 12 meter dan tinggi tiang stukturnya mencapai 4 meter.
“Sedangkan jembatan yang mulai dibangun ini, struktur bangunan jembatannya jauh lebih rendah bahkan menyempit, tinggi struktur tiang sekitar 8 meter dengan panjang bentangan hanya 7 meter dan lebar 3,5 meter,” kata salah seorang tokoh petani warga Dusun Citeureup yang minta ditulis namanya dengan JA kepada IMBCNews, di ligkungan Palumbonsari, Rabu (24/7).
Menurut JA pembangunan jembatan yang progresnya baru sekitar 30 persen itu kesannya dipaksakan. Ia katakan, Cilamaran merupakan sungai alam dengan lebar sugai sekitar 10-an meter, sedangkan bangunan jembatan baru bentangannya hanya 7 meter.
“Jembatan lama yang tinggi tiang sekitar 4 meter dan bentangan mencapai 12 meteran saja umurnya tidak panjang. Belum juga lima tahun, itu jembatan sudah amburadul ditabrak arus banjir. Lha, ngapa sekarang bangun baru? Bukannya lebih baik memperbaiki jembatan lama dengan struktur ambutmen penopang tiang-tiang dibikin lebih kokoh?” kata JA bernada tanya.
Lebih lanjut JA mengungkap, dibangunnya jembatan baru namun strukturnya lebih rendah dan konstruksi tiangnya juga berdampak pada penyempitan arus air Sungai Cilamaran cenderug akan menimbul masalah baru.
“Mungkin pihak dinas terkait yang berusaha memaksakan. Kalau rekanan atau penerima jasa ya mau saja mengerjakan; Apa lagi dengan sistem tunjuk langsung, tidak melalui sistem lelang,” katanya.
Ia menambahkan, pihak yang ditunjuk dan diberi proyek oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karawang menurut JA merupakan pihak yang butuh pekerjaan. “Tentu saja penerima jasa pekerjaan mau dong. Gambar jembatan yang mau dikerjakan sudah disiapkan pihak dinas. Begitu juga anggarannya, hayo,” cetus JA.
Maka itu, sebut dia, merupakan hal wajar kalau diselah-selah progress pengerjaan jembatan baru sekitar 30-an persen warga setempat ramai-ramai komplain.
“Kekhawatiran mereka saya rasakan sama dengan kekhawatiran saya. Khawatirnya jika hujan deras kemudian Sungai Cilamaran meluap dan airnya akan naik ke persawahan dan rumah-rumah penduduk, akibat ada penyempitan saluran sungai. Mungkin hal seperti ini pihak dinas kurang perhitungan,” pungkasnya. (eso/hhr-asy2407: lpt/lpg)