Oleh: Anwar abbas
IMBC News | Sebagai bangsa kita ingin kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan bisa terwujud. Tapi yang menjadi pertanyaan siapakah yang paling bertanggung jawab untuk menciptakan hal tersebut ? Menurut Sukarno itu menjadi tugas utama dari negara.
Oleh karena itu negara menurut beliau harus bisa memberikan jaminan kesejahteraan dan pemerataan kepada seluruh rakyat sehingga dengan demikian diharapkan tidak ada kemiskinan di dalam indonesia merdeka.
Tetapi setelah hampir 78 tahun kita merdeka angka kemiskinan di negeri ini masih saja tinggi dimana jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2023 masih 25,90 juta orang. Untuk mengatasi masalah tersebut jelas tidak mudah karena kita berhadapan dengan banyak kepentingan, terutama kepentingan dari para pemilik kapital yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam pembuatan kebijakan.
Hal itu juga sangat disadari oleh sukarno sehingga dia mengajukan pertanyaan dan mengatakan kita akan memilih yang mana apakah indonesia merdeka yang kapitalisnya merajalela atau semua rakyatnya sejahtera dimana semua orang cukup makan, cukup pakaian , hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh ibu pertiwi yang cukup memberi sandang pangan kepadanya ?
Untuk menjawab hal tersebut tentu tidak mudah karena kita tidak boleh menginjak yang satu dan mengangkat yang lain tapi bagaimana kita bisa mengajak semua pihak untuk bisa sama-sama berbuat baik tidak hanya bagi dirinya atau perusahaannya saja tapi bagaimana kita juga bisa berbuat baik untuk orang lain dan atau rakyat banyak serta lingkungan alam agar semua orang di negeri ini dapat merasakan bagaimana manisnya hidup di negara yang berfalsafahkan pancasila dan berhukum dasar dengan UUD 1945.
Untuk itu ke depan kita perlu pemimpin yang arif bijaksana yang tidak hanya memikirkan kepentingan dari pemilik kapital dan atau oligarki saja tapi juga bagaimana dia bisa membuat kebijakan yang bisa menjamin bagi terwujudnya sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Ini tidak bisa kita hadapi hanya dengan menghandalkan pendekatan otak saja tapi juga dengan mempergunakan hati nurani yang disinari dengan nilai-nilai ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, serta mengedepankan musyawarah dan partisipasi aktif dari semua pihak agar tujuan kita bagi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dapat terwujud dan tercapai.
Semoga.
Penulis adalah Ketua PP Muhammadiyah dan Wakil Ketua Umum MUI