IMBC NEWS, Yogyakarta | Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Matraman Jakarta Timur, Drs. H. Nandi Rahman, M.Ag., Kamis (17/11) bersama Kafilah Penggembira Muhtamar ke-48 mengunjungi tempat Mbah Marijan yang dikenal sebagai penjaga Gunung Merapi. Ia bersama rombongan pengendara puluhan jeep juga berswafoto di Museum Mini Sisa Hartaku.
Di lokasi museum mini itu, ia mengingatkan pada masa Gunung Merapi erupsi tahun 2006, Mbah Marijan sempat terselamatkan, hingga beritanya menjadi viral. Akan tetapi, saat puncak erupsi Merapi membesar pada tahun 2010 Mbah Marijan ternyata mengalami hal yang tidak dapat mengatasinya dan beliau menjadi salah satu korban meninggal dunia.
“Saat ini kita mengunjungi bukit tempat bertahannya Mbah Marijan dari amukan lahar Gunung Merapi. Mbah Marijan merupakan tokoh fenomenal dan sempat diyakini sebagian masyarakat yang turut mbau rekso (menjaga) gunung ini tidak akan meninggal tertimpa lahar,” kata Nandi Rahman di hadapan peserta Penggembira Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang melakukan tapak tilas ke sekitar Gunung Merapi.
Dengan mengutip ungkapan dari Ketua Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta KH Su’an Miskan, Nandi Rahman menceritakan bahwa sejarah mencatat dan itu semua menjadi rahmat Allah buat penduduk Merapi dan sekitarnya.
“Apa kata Ketua PWM Jakarta? Beliau katakan bahwa Mbah Dukun Marijan mmeninggal dilanda lahar. Hal tersebut menjadi bukti kalau almarhum Mbah Marijan tidak punya kesaktian seperti yang sempat dimitoskan sebagian orang di negara ini,” kata Nandi Rahman.
Ia mengemukakan, seandainya Mbah Marijan selamat, tentunya hal itu akan makin dikeramatkan orang. Artinya Tahayul, Bid’ah, dan Churafat akan tambah subur di sekitaran peristiwa Gunung Merapi yang terakhir erupsi tahun 2006 yang lalu.
“Kita, bersama Jam’iyyah Muhammadiyah lainnya di mana pun berada yang masih konsisten memberantas TBC atau suatu hal yang berbau kemusyrikan, hendaknya dapat mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut,” kata Nandi Rahman.
Satu tahun sehabis peristiwa meletusnya Gunung Merapi ini, sebut Nandi Rahman bahwa KH. Sun’an dan keluarga sempat mendatangi tempat ini.
“Beliau katakan bahwa saat itu jumpa dengan KH Muhammad Muqoddas Rahimahullah dan berkata kepada Pak Sun’an: Seandainya Mbah Marijan selamat dari amukan lahar Merapi niscaya paham meyakini Takhayyul, Bid’ah dan Khurafat akan cenderung menjadi makin subur. Tapi ternyata Allah berkehendal lain,” pungkas Nandi Rahman. (Asyaro/IMBC-News***)