IMBCNEWS Koppen Hagen, Menteri luar negeri Denmark mengatakan pada Minggu kemarin, bahwa pemerintah negara tersebut akan berusaha untuk melarang tindakan menodai Al-Qur’an atau kitab suci agama lainnya di depan kedutaan asing di negara itu.
Menteri Luar Negeri Lars Løkke Rasmussen mengatakan dalam sebuah wawancara dengan lembaga siaran publik Denmark DR bahwa pembakaran kitab suci “hanya menciptakan perpecahan di dunia yang sebenarnya membutuhkan persatuan.” katanya, dilansir VOA AS – Ind, Senin.
Bukan hanya Denmar, Swedia-pun juga merasa perlu untuk membuat aturan tentang larangan membakar kitab suci Alquran dihadapan gedung kedutaan asing, karena hal itu akan merugikan Swedia atas ulah segelintir aktivis anti Islam yang kurang brtanggung jawab.
“Itulah sebabnya kami telah memutuskan di pemerintahan bahwa kami akan melihat bagaimana, dalam situasi yang sangat khusus, kami dapat mengakhiri ejekan terhadap negara lain, yang bertentangan langsung dengan kepentingan Denmark dan keamanan warga Denmark,” kata Lars Lokke.
Serangkaian penodaan terhadap Al-Qur’an yang terjadi baru-baru ini oleh segelintir aktivis anti-Islam di Denmark dan negara tetangga Swedia telah memicu demonstrasi kemarahan di negara-negara Muslim.
Aktivis dan pendukung partai Liga Muslim Markazi Pakistan (PMML) ikut serta dalam demonstrasi anti-Swedia di Karachi pada 9 Juli 2023, memprotes pembakaran Al-Qur’an di luar masjid Stockholm yang membuat marah umat Islam di seluruh dunia.
Løkke Rasmussen mengatakan kabinet Perdana Menteri Mette Frederiksen bertekad untuk menemukan “perangkat hukum” untuk melarang aksi pembakaran kitab suci tanpa mengganggu kebebasan berekspresi, namun ia mengakui bahwa hal tersebut tidaklah mudah.
“Harus terdapat ruang bagi kritik terhadap agama, dan kami tidak berencana untuk kembali mengenalkan pasal pemfitnahan,” ujarnya kepada DR. “Namun ketika Anda berdiri di luar kantor kedutaan asing dan membakar Qur’an ataupun membakar Taurat di depan kedutaan Israel, aksi tersebut hanyalah bertujuan untuk menghina.”
Pemerintah Denmark mengulangi kecamannya atas penodaan semacam itu, dan mengatakan bahwa itu “tindakan yang sangat menyinggung dan sembrono yang dilakukan oleh beberapa individu” dan “tidak mewakili nilai-nilai yang dibangun masyarakat Denmark.”
Di Swedia, Perdana Menteri Ulf Kristersson mengatakan pada hari Minggu (30/7) di Instagram bahwa pemerintahnya sedang menganalisis situasi hukum terkait penodaan Al-Qur’an dan kitab suci lainnya, mengingat tindakan semacam itu menimbulkan permusuhan terhadap Swedia.
“Kami sedang mencarikan formulasi hukumannya, yang penting jangan sampai menghilangkan hak mengkritik terhadap tafsir agama, tetapi juga jangab membuat perpecahan dan kebencian terhadak Swedia,” kata Ulf.
Sumber lain menyebutkan, semua negara Islam harus bersatu melawan islamofobia atau orang-orang yang anti Islam. karena jika sekelompok itu dibiarkan bebas bersikap, bukan tidak mungkin mereka akan terus melecehkan dan melakukan penghinaan terhadap Islam dan umatnya.
imbcnews/voa/diolah/