IMBCNews – Jakarta – BANYAK orang yang tidak tahu, Jerman adalah salah satu negara yang memberikan pendidikan tinggi secara gratis, tidak hanya bagi warga negaranya, tetapi juga mahasiswa dari manca negara.
Kebijakan tersebut sudah berlaku sejak 2014 di hampir semua universitas negeri untuk program sarjana sehingga telah menjadikan Jerman sebagai destinasi favorit bagi mahasiswa dari berbagai negara.
Seperti dilaporkan the Hindustan Times (14/4), para mahasiswa hanya diwajibkan membayar biaya semester sekitar 100 euro hingga 350 euro (sekitar Rp 1,9 juta hingga Rp 6,6 juta), mencakup fasilitas kampus.
Langkah ini menarik banyak mahasiswa internasional yang ingin memperoleh pendidikan berkualitas tinggi tanpa tekanan beban biaya di saat negara-negara berbahasa Inggris seperti Inggris dan Amerika Serikat memberlakukan biaya kuliah yang mahal.
Selain alasan sosial, pemerintah Jerman meggratiskan biaya kuliah a.l untuk menghadapi tantangan demografis serius, di mana populasi menua dan kebutuhan tenaga kerja muda cukup tinggi.
Lagipula, menurut laporan BBC, proporsi anak muda yang berkuliah di Jerman juga jauh lebih kecil dibandingkan Inggris, yakni sekitar 27 persen.
Kanselir Jerman yang baru, Friedrich Merz mengemukakan, dengan memberikan akses pendidikan tinggi secara gratis, negerinya tidak hanya mendidik generasi muda lokal, tetapi juga membuka peluang bagi mahasiswa internasional untuk tinggal dan bekerja di Jerman setelah lulus.
“Jadi hal menarik bagi kami ketika pengetahuan dan keterampilan datang kepada kami dari negara lain dan menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki ide bisnis untuk membuat perusahaan rintisan mereka di Berlin,” kata Steffen Krach, Sekretaris Sains Berlin.
Itulah mengapa lulusan internasional bahkan diberikan visa kerja 18 bulan setelah lulus agar mereka bisa menetap dan berkontribusi di Jerman.
Hasilnya, survei dari Layanan Pertukaran Akademik Jerman (DAAD) mengatakan, sekitar 50 persen mahasiswa internasional berencana menetap di Jerman setelah menyelesaikan studi mereka, 30 persen di antaranya ingin tinggal secara permanen.
Saat ini diperkirkan ada sekitar 8.000 mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi di Jerman, mulai dari prrogram S1, S2 dan S3 serta program non gelar.
Bagi yang berminat dapat menghubungi kantor DAAD Indonesia: Gedung Sumitmas Lt.14, Jl. Jend. Sudirman Kav. 61 – 62, Jakarta 12190, telp. 021-5200870. (imbcnews/Theo/sumber diolah)