Jakarta-IMBCNews- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melalui Pusat Sistem dan Jaringan Informasi Kearsipan menggelar kegiatan evaluasi dan diseminasi program simpul jaringan SIKN-JIKN bagi masyarakat pengguna tahun 2024.
Direktur Informasi Kearsipan ANRI, Rudi Anton SH MH menyampaikan bahwa lembaga kearsipan harus memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat. “Melalui JIKN kami memberi informasi kearsipan kepada masyarakat,” kata Rudi Anton saat memberi sambutan pembukaan kegiatan di Kantor ANRI Jakarta, belum lama ini.
Kegiatan evaluasi dan diseminasi program simpul jaringan SIKN-JIKN bagi masyarakat pengguna tahun 2024 diikuti perwakilan pengurus Asosiasi Arsiparis Indonesia, pengurus IKA-BKPRMI dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi antara lain, dari Universitas Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah, dan Universitas Negeri Jakarta.
Rudi Anton menyampaikan, ANRI melakukan sosialisasi dan penguatan dukungan penyelenggara Sistem Informasi Kearsipan Nasional (SIKN) dan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) bagi admin OPD, dalam kegiatan Penyediaan Informasi, Akses Dan Layanan Kearsipan,
SIKN dan JIKN merupakan sistem Kearsipan Nasional yang dikelola oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). “SIKN ini aplikasi yang digunakan untuk memasukkan informasi kearsipan, sedangkan JIKN merupakan website yang digunakan untuk menampilkan informasi kearsipan tersebut kepada masyarakat,” terangnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, dalam konteks penyelenggaraan SIKN maupun JIKN antara Instansi Pusat, Pemda, Perguruan Tinggi serta BUMN dan komunitas kearsipan merupakan unsur pembentuk program dan jaringan. Semua harus sepakat, kesuksesan penyelenggaraan SIKN dan JIKN adalah kesuksesan bersama.
Melalui website JIKN, Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Perguruan Tinggi Negeri sebagai simpul jaringan akan terhubung. Sehingga informasi kearsipan dapat diakses oleh masyarakat secara mudah kapanpun dan dimanapun berada.
“Pencarian informasi kearsipan dapat dilakukan dengan berbagai kategori seperti deskripsi arsip, pencipta arsip, fungsi, tempat penyimpanan, subjek, tempat, serta objek digitalnya,” jelasnya.
Kegiatan tersebut juga menghadirkan dua narasumber. Diana Trisnawati Yudhistira, sejarawan yang juga praktisi arsip menyampaikan bahwa arsip dapat membangun kepribadian bangsa. “Yang paling penting dari arsip adalah ‘human’ atau sisi kemanusiaan,” ujar Diana.
Sementara Kepala Lembaga Manajemen Informasi dan Transformasi Digital (LMITD) IPB University, Julio Adi Santoso, mengatakan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan arsip masa kini. (*)