Jakarta – IMBCNews – Kementerian Agama akan menggelar Konferensi Moderasi Asia-Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA) guna membahas perdamaian global. Kemenag menggandeng Nahdlatul Ulama dalam acara yang akan berlangsung di dua tempat yang bersejarah, yakni Gedung Merdeka (Gedung penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika 1955) dan Hotel Savoy Homann, Bandung, 20-22 Desember 2023.
Kepala Balitbang Diklat Kemenag Suyitno menjelaskan, KMB-AAA mengangkat tema Religion And Humanity. KMB-AAA digelar dengan mengambil spirit Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung. KMB-AAA ini dimaksudkan menjadi forum strategis dan berdampak bagi para pemimpin negara di Asia-Afrika dan Amerika Latin untuk bersatu menyuarakan dan mengupayakan penguatan peran PBB dalam menciptakan perdamaian abadi bagi seluruh dunia.
Suyitno mengatakan, ada beberapa alasan
pelaksanaan konferensi. Alasan pertama, untuk menjadi momentum yang pas mencari solusi perdamaian dunia. Alasan kedua, orang ingat Konferensi Asia Afrika, dengan semangat Dasasila Bandung. Ketiga, kerjasama dengan PBNU karena sudah pengalaman, dan punya jejaring internasional. Terakhir, konferensi yang digelar ini sebagai konferensi pendahuluan, baru melibatkan beberapa negara. Tahun depan melibatkan Menlu-Menlu kalau perlu Kepala Negara.
“KMB-AAA ini menjadi preliminary event untuk sebuah perhelatan yang lebih besar di tahun 2024, yaitu Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dan Amerika Latin. Sebagai pre-conference event, KMB-AAA pada tahun ini bermaksud mengundang enam negara anggota PBB yang berasal dari Global South, yaitu Brazil, Mexico, Mesir, Saudi Arabia, dan Afrika Selatan,” jelas Suyitno kepada media di Jakarta, Jumat (15/12).
Suyitno berharap, Brazil, Mexico, Mesir, Saudi Arabia, dan Afrika Selatan dapat mengirim delegasi resmi ke Jakarta yang dipimpin oleh Menteri atau Lembaga Urusan Agama masing-masing. Para delegasi dari keenam negara ini bersama Indonesia akan menyampaikan pidato resmi menyikapi konstelasi geopolitik dunia, khususnya ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional yang saat ini sedang berlangsung.
“KMBAAA juga sekaligus merencanakan konferensi yang lebih besar di tahun 2024 terkait Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dan Amerika Latin,” sebut Suyitno.
Secara rinci, tujuan pelaksanaan Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin adalah:
1. Menggelorakan kembali api dan semangat Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung dan diplomasi Indonesia di Latin Amerika tentang perdamaian dan persatuan bagi masyarakat dunia;
2. Mengembangkan peran diplomasi publik internasional Republik Indonesia melalui penguatan moderasi beragama;
3. Mendorong terciptanya atmosfir perdamaian dan kerukunan umat beragama di dunia;
4. Menangkal tumbuhnya budaya kekerasan dan kelompok keagamaan ekstrem;
5. Mengajak para pemimpin, ilmuwan, dan praktisi dari beragam latar belakang budaya, politik dan agama untuk terlibat dalam dialog yang bermakna demi meningkatkan moderasi, toleransi, kesetaraan dan keselamatan;
6. Berpartisipasi dan berkontribusi bagi terwujudnya Sustainable Development Goals (SDGs) dari perspektif agama;
7. Menampilkan praktik-praktik baik toleransi beragama dan berbagi pelajaran mengenai pembangunan kerukunan umat beragama; dan
8. Membuat rekomendasi mekanisme pembuatan kebijakan dan protokol dalam melakukan mitigasi dan penyelesaian masalah intoleransi, kekerasan dan ekstremisme keagamaan;
Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Latin Amerika bertemakan Religion for Humanity dengan sub-tema berikut:
1. Religious Moderation, Nationalism and Multiculturalism
2. Moderation in Divine Texts and Literature
3. Moderation, Tradition and Education in Multifaith Contexts
4. Moderation among Non-Religious Groups and Movements
5. Moderation, Religious Authority, State Leadership and Identity Politics
6. Moderation, Religion and Social (In) Justice
7. Gender Equity, Women Roles and Moderation
8. Religious Tolerance and Digital Media
9. Youth, Religious Radicalism and Extremism
10. Best Practices and Experiences of Religious Moderation
Dalam KMBAAA ini akan digelar Plenary Sessions yang menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu: Prof. Nahlah Al-Shoaidy (Penasehat Utama Sheikh Al- Azhar Al-Syarif, Mesir), Dr. (HC) Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU, Indonesia), Prof. Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah, Indonesia), Mahamahopadhyaya Bhadreshdas Swami (Tokoh Hindu, India), Prof. Samir Boudinar (Tokoh Moderate Muslims, Maroko) dan Ven. Napan Santibhaddo (Tokoh Moderate Buddhists, Thailand), Prof. Haiming Wen (Tokoh dan intelektual Konfusianisme, Cina, dan Matius Ho (Leimena Intitute).
Selain itu, akan digelar Conference Parallel Sessions oleh pembicara terpilih dari akademisi, peneliti dan praktisi dari dalam dan luar negeri. (KS)