Jakarta-IMBCNews – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar mudik gratis bagi masyarakat yang hendak pulang ke kampung halaman merayakan Lebaran atau Idul Fitri 1445H/2024M.
Sebanyak 30 bus diberangkatkan dari Kantor Kemenag di Jalan Lapangan Banteng 3-4 Jakarta Pusat, Kamis (4/4) oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas didampingi Sekjen Kemenag M. Ali Ramdhani serta pejabat lain.
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan acara mudik gratis ini merupakan ketiga kalinya dengan peserta terbanyak di banding tahun sebelumnya.
“Tahun ini meningkat dari 20 ke 30 bus rata-rata 50 orang sekarang 1.500, naik 500 kebanding tahun lalu,” kata Gus Men sapan akrab Menag Yaqut kepada wartawan.
Dia menyebut mudik gratis ini terselenggara sebagaimana meneruskan anjuran pemerintah agar masyarakat tidak menggunakan kendaraan pribadi. Mengingat risiko yang akan terjadi.
“Kita undang saudara-saudara kita untuk mudik sesuai dengan anjuran pemerintah kalau bisa mudik bersama-sama enggak usah sendiri-sendiri,” jelasnya
Mudik tahun ini pun tersebar untuk lintas pulau Jawa juga Lampung. Di mana destinasi yang menjadi favorit pemudik yakni provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Gus Men berpesan kepada seluruh peserta agar terus menjaga kesehatan agar dapat berkumpul bersama keluarga pada Hari Raya Idul Fitri nanti. Serta tidak lupa juga untuk berdoa selama di perjalanan.
Dalam acara ‘Mudik asyik bareng Gus Men’ turut mensponsori Bank Mandiri, BRI, Bank Syariah Indonesia, dan Nestle membantu mensukseskan acara.
Sekjen Kemenag M. Ali Ramdhani mengatakan, adapun tujuan bus mudik mayoritas mengarah ke kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hanya satu bus yang mengantarkan pemudik ke Lampung.
“Alhamdulillah tahun lalu 20 bus, sekarang 30 bus, mudah-mudahan akan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya,” ujar Kang Dhani sapaan akrab Sekjen.
Salah seorang pemudik Riky Yusuf (26) mengaku senang bisa mudik gratis dari Kemenag. Dia bersama kakaknya akan mudik ke kampung halamannya di Pemalang, Jawa Tengah.
“Senang bisa mudik gratis dari Kemenag, apalagi sekarang ongkos bus mahal,” ujar Riky yang sehari-hari sebagai penjual nasi goreng di dekat Stasiun KA Juanda, Jakarta. (KS)