Jakarta-IMBCNews – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ((Dirjen PHU) Kementerian Agama Hilman Latief meminta agar kualitas haji ramah lansia tahun 1445H/2024 dapat ditingkatkan, terutama pada aspek program dan mitigasi risikonya. Hilman mengapresiasi implementasi layanan haji ramah lansia pada penyelenggaraan haji lalu.
“Haji Ramah Lansia pada aspek layanan sudah cukup baik. Ini berkaca dari penyelenggaraan haji 2023. Tapi mohon diperkuat programnya,” terang Hilman Latief saat membuka Rapat Koordinasi Penyusunan Program Haji Ramah Lansia dan Mitigasi Risiko Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H di Bekasi, Rabu (21/2/2024).
Hadir, Sekretaris Ditjen PHU Ahmad Abdullah, Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Diraktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, perwakilan dari Kementerian Kesehatan, TNI, BNPB, dan sejumlah pejabat Eselon III Ditjen PHU.
“Kita perlu mematangkan program Haji Ramah Lansia mulai dari sebelum jamaah berangkat, saat mereka di Arab Saudi, serta saat kepulangan atau setelah berhaji,” sambung Hilman.
Dikatakan, Haji Ramah Lansia menjadi perhatian dari Pemerintah seiring dengan proyeksi masa depan jamaah haji yang lansianya akan terus bertambah. “Ini luar biasa. Baru setahun diterapkan dan direspons dengan baik. Ini menjadi catatan dari Menag untuk bisa terus dikembangkan. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memperbaiki seluruh proses bisnis Haji Ramah Lansia, mulai dari filosofi, konsep dasar, program, dan layanan,” ujarnya.
Selain penguatan program, Hilman juga menyinggung mitigasi risiko dan skenario kedaruratan penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M. Menurutnya, skenario kedaruratan perlu disiapkan sejak awal, termasuk upaya mengefektifkan komunikasi dalam memitigasi semua potensi persoalan.
“Kita perlu membangun akses dan relasi yang baik dangan tim Saudi, termasuk keamanan. Jika memungkinkan menghadirkan tim Kementerian Haji dalam peletihan petugas haji agar mereka bisa menjelaskan situasi dan kebijakan di Saudi,” kata Hilman.
“Kita upayakan menggelar training bersama di Saudi dengan tim Saudi yang akan menangani Indonesia. Sehingga terbentuk kesamaan persepsi dalam melayani jamaah haji,” lanjutnya.
Kuota haji Indonesia tahun ini berjumlah 221.000. Selain itu, Indonesia juga mendapat tambahan kuota sebesar 20.000 orang sehingga totalnya 241.000 jamaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 jemaah haj reguler dan 27.680 jemaah haji khusus. Jamaah haji reguler tahun ini yang masuk kategori lansia dengan usia 65 tahun ke atas jumlahnya sekitar 45.000.
Berbeda dengan 2023, tahun ini diterapkan kebijakan istithaah kebijakan sebagai syarat pelunasan. Sehingga, jamaah yang akan melunasi biaya haji, harus memenuhi syarat istithaah Kesehatan terlebih dahulu.
“Ini menjadi ikhtiar kami. Semoga, kondisi kesehatan jemaah haji tahun ini lebib baik,” ucap Hilman.
Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023, jamaah haji Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas sangat banyak, jumlahnya sekitar 61.000 orang atau sekitar 30% dari 229.000 total kuota jamaah haji Indonesia saat itu.
Ada sembilan ikhtiar yang dilakukan Kemenag untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia di 2023, yaitu: 1) pelibatan ahli geriatri dalam menyusun pedoman; 2) menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia; 3) menyiapkan sarana transportasi (bus shawalat) ramah lansia; 4) menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jemaah lansia di hotel; 5) mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi; 6) menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan penekanan pada semangat Haji Ramah Lansia; 7) mengedukasi jamaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan dalam ibadah haji; 8) melibatkan jamaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia; dan 9) menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda.
(KS)