Jakarta-IMBCNews – Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan Masjid Al-Munawar yang berlokasi di kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng No. 3-4 Jakarta Pusat. Masjid ini semula merupakan bangunan mushala.
Menag dalam sambutannya berharap, masjid tersebut dapat melakukan pelayanan keumatan, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui kajian dan diskusi publik.
“Kita berharap banyak bukan hanya membangunnya tapi untuk merawatnya dan sekaligus memakmurkannya. Jadi ini bisa memberikan pencerahan kepada umat, inikan (terletak) di ring satu,” katanya, Selasa (17/12).
Hadir dalam peresmian Masjid Al-Munawar; Sekjen Kemenag M. Ali Ramdhani, para pejabat Kemenag dan pimpinan Badan Pengekola Keuangan Haji (BPKH) serta pengurus LAZISNU.
Kepala BPKH Fadlul Imansyah mengapresiasi kinerja LAZISNU. Ia tercengang dengan kecekatan LAZISNU dalam membangun masjid hanya dalam waktu enam bulan. “Ini jarang sekali saya temui. Terima kasih LAZISNU karena telah menjadi mitra kemaslahatan dari BPKH,” katanya.
Fadlul menjelaskan bahwa tugas dan fungsi dari BPKH adalah mengelola 2 dana yaitu dana haji dan dana kemaslahatan (Dana Abadi Umat). Dana yang dikelola BPKH yakni sekitar Rp170 triliun yang berasal dari pengembangan investasi syariah total Rp135 triliun dana setoran awal Rp5,5 juta untuk setiap calon jamaah haji.
Dari keseluruhan dana tersebut, Ia mengatakan bahwa sebanyak Rp3,8 triliun merupakan Dana Abadi Umat. Dana ini yang kemudian dikembangkan sesuai prinsip syariah dan menghasilkan sekitar Rp230 miliar per tahun. Dana pengembangan ini kemudian menjadi sumber dana dari penyaluran program kemaslahatan.
Sekretaris NU Care-LAZISNU Moesafa menjelaskan bahwa pembangunan dan perluasan masjid ini terdiri dari dua lantai yang meliputi lantai pertama untuk pria, lantai kedua untuk wanita, toilet, tempat wudhu, dan toilet khusus disabilitas.
“Pemugaran Masjid Al-Munawar memakan waktu selama enam bulan, yang terhitung sejak 28 Juni hingga 17 Desember 2024,” ujarnya. (*)