IMBCNews, Jakarta | Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kramat Jakarta Pusat menggelar Shalat Idul Adha 1444 H, Rabu (28/6/2023) di Lapang Parkir Komplek Gedung Da’wah PWM DKI Jakarta, Jalan Kramat Raya 49 Jakarta Pusat. Dalam rangkaian Idul Adha dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban.
Al Ustaz Dr H Bunyamin M.Pd selaku khatib mengingatkan, bahwa Allah dan RasulNya menjadikan Idul Adha sebagai salah satu simbul amaliah yang bermakna penting yaitu qurban. Di mana, qurban merupakan bagian untuk pembenahan dan perbaikan; Agar kaum mukmin berusaha menanggalkan dan meninggalkan sifat-sifat kebinatangan seperti buas, rakus, serakah, dan juga kehilangan rasa malu.
“Pada Hari Raya Idul Adha, juga memiliki makna untuk menarik sisi-sisi kesungguhan Nabi Ibrahim Alaihissalam (As) dan keluarganya, dalam mengembangkan ajaran tauhid yang meredam sifat-sifat iri, dengki serta angkuh,” katanya, di hadapan ratusan jamaah Shalat Idul Adha, Rabu.
Tauhid yang diajarkan Nabi Ibrahim kepada keluarga dan kaumnya, sebut Bunyamin, tak lain sebagai ajaran yang mempunyai hubungan erat dengan qurban. “Ajaran tauhid yang diajarkan Ibrahim, hingga haji dan qurban, dilanjutkan dan disempuranakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi was sallam,” tambahnya.
Ia kemudian mengisahkan, bahwa Nabi Ibrahim, Ismail dan Siti Hajar bertempat tinggal dekat dengan Ka’bah, kemudian hari lingkungan ini terdapat Masjidil Haram di Kota Makkah Al Mukarramah. Pada lingkungan inilah dahulu ketika masih gersang dan sepi, Siti Hajar mengasuh putranya Ismail dalam kesendirian.
Sekitar belasan tahun lamanya berpisah, Nabi Ibrahim akhirnya menjumpai Siti Hajar dan Ismail yang telah tumbuh remaja. Ibrahim bukan saja sebagai ayah dari Ismail, namun juga sebagai pemimpin di keluarga mau pun masyarakat yang jadi pengikut beliau.
“Dalam segmen kisah bahwa Nabi Ibrahim dan Ismail selesai memperbaiki Ka’bah dan merapikan sesuai dengan perintah Allah. Malam hari karena kelelahan terlelap Nabi Ibrahim dan bermimpi diperintah oleh Allah untuk menyembelih Ismail. Dari cerita mimpi itu, kemudian Ibrahim meminta pendapat Ismail,” sebut Bunyamin.
Hasil dari asuhan yang tepat dari ibundanya, maka Ismail menerima; Sekali pun, dirinya harus dikorbankan; Jika memang hal itu perintah dari Allah, Ismail ikhlas menerima.
“Keberhasilan Ibrahim menjelaskan mimpinya, karena sebagai pemimpin beliau dapat dan mampu menata komunikasinya dengan baik; Sehingga, maksud mimpinya mampu ditangkap Ismail yang diminta oleh Allah untuk disembelih,” ungkapnya.
Maka, dari dialog dalam kisah itu, jelaslah situasinya. Ismail pun disembelih namun Allah ganti dengan seekor Kibas yang besar, gemuk dan banyak dagingnya.
“Jika hari ini, dan akhir akhir ini, kita menyaksikan di negara kita tercinta terjadi krisis akhlaq atau dekadensi atau degradasi moral serta akhlaq, hal ini merupakan bagian dari kemunculan sifat-sifat kebinatangan. Teknologi gadget seperti alat komunikasi berupa handphone, dapat menjadi bagian dari penyebab rusaknya moral jika tidak dikendalikan,” tutur Ketua PWM DKI ini mengingatkan.
Bunyamin juga menyampaikan rasa keprihatinan, karena akhir-akhir ini marak pejabat publik dan orang gedean yang mengambil kekayaan bukan haknya dengan cara-cara curang; Seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
“Banyak juga orang berlaku serakah melalui tindakan korup, mengambil yang bukan haknya, merampas hak orang yang lemah, bahkan terjadi perampokan di mana-mana. Dan mereka yang melakukan itu, seperti tanpa rasa bersalah, karena telah kehilangan rasa malu,” ungkap Bunyamin.
Oleh karenanya, ia mengajak jamaah Shalat Idul Adha agar mengambil hikmah dari ajaran qurban yang dimulai sejak peristiawa Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihis salam.
“Salah satu hikmah qurban tersebut untuk upaya membuang sifat-sifat kebinatangan seperti rakus, serakah, dan juga kehilangan rasa malu. Sifat-sifat kebinatangan yang ditunggangi hawa nafsu itulah yang menjadi simbolistik melalui hewan yang jadi sembelihan yang dagingnya dibagi-bagikan kepada mustahiq. Hal demikian untuk memunculkan sifat-sifat kasih sayang antar sesama sekaligus untuk membangun kedamaian dan perbaikan akhlaq di lingkungan kita berada,” pungkas dia. (asy)