IMBCNews, Cisarua-Bogor | Baitul Arqam yang digelar pada rangkaian Musyawarah Pimpinan Cabang (Rapimcab) Muhammadiyah Matraman mendatangkan Wakil Ketua PWM DKI Jakarta Dr Bunyamin M Pd sebagai nara sumber pada materi bahasan: Ideologi Muhammadiyah. Pada pokok bahasan ini, ia menekankan mengenai pentingnya manhaj ideologi.
Kata manhaj dimaksudkan Bunyamin bermakna sebagai jalan terang, yaitu jalan yang menuntun manusia kepada kebenaran. Karena ideologi yang diusung Muhammadiyah adalah untuk selalu patuh dan taat kepada wahyu Allah yang membawa kebenaran sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.
“Kalau pemateri sebelum saya, Pak Endang Mintarja menyinggung tentang manhaj tarjih, maka dalam materi ini penting untuk memahami manhaj ideologi Muhammadiyah,” ungkap Bunyamin dalam Muspim II dan Baitul Arqam PCM Matraman, di Hotel Pesona Anggraeni, Cisarua, Kabupaten Bogor, Sabtu (4/3/2023).
Menurutnya, Baitul Arqam merupakan penyederhanaan dari Darul Arqam yang digunakan pada perkaderan-perkaderan di Angkatan Muda Muhammadiyah. Dibandingkan dengan Darul Arqam, kegiatan Baitul Arqam ini masih kurang.
“Selain itu, selama ini, khususnya di PCM Matraman belum terklasifikasi sehingga ada ketidak jelasan, sudah berapa kali seorang pengurus Muhammadiyah Matraman mengikuti materi Ideologi Muhammadiyah,” ungkapnya.
Dengan begitu, Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka ini memainkan metode pendekatan simulasi dengan bernyanyi dan tepuk tangan. Kemudian, ia kemukakan sebuah kata kunci yaitu TEPUK. Permainan ini, selain untuk meningkatkan kecepatan penalaran, kepatuhan, dan kejelian, namun juga sebagai jebakan bagi peserta yang terluput dari kata kunci agar maju ke depan.
Sedikitnya ada empat orang dari 50-an peserta yang terluput dari kata kunci. Masing-masing yang maju ke depan, diminta sang nara sumber agar menjelaskan tujuan Muhammadiyah.
Dari penjelasan mengenai tujuan Muhammadiyah itulah dijadikan Bunyamin untuk mengurai secara detail mengenai Ideologi Muhammadiyah.
“Sekali pun ketika menyebutkan tujuan tadi ada yang kurang tepat kata-katanya, ada juga kata yang kurang dan terdapat yang kelebinan kata, namun secara substansi masih bermakna sama,” jelas Bunyamin seraya meminta kepada peserta untuk membuka dan mencari di Anggaran Dasar Muhammadiyah mengenai Tujuan Muahammadiyah.
Ia mengingatkan, jangan sampai kejadian kembali seperti masa-masa Dien Syamsuddin sebagai Ketua PP Muhammadiyah, diundang jadi pembicara kemudian meminta kepada beberapa orang menjelaskan tujuan Muhammadiyah. Namun, yang terjadi, lebih banyak di antara mereka yang umumnya guru tidak tahu tujuan Muhammadiyah dan hal ini tentu mengkhawatirkan.
“Untungnya, saat itu, ketika Pak Din Syamsuddin menanyakan tujuan Muhammadiyah kepada Pak Nandi Rahman, Pak Nandi Rahman mampu menjawab dengan benar. Maka saat itu, Pak Nandi Rahman yang menyelamatkan muka PCM Matraman di hadapan Ketua PP Muhammadiyah Pak Din Syamsuddin,” cetus Bunyamin.
Kembali ke materi bahasan tentang Ideologi Muhammadiyah yang memiliki manhaj dari tujuan didirikannya persyarikatan. “Manhaj bisa juga berupa tujuan Muhammadiyah yang telah masuk ke memori di pikiran. Sehingga hal itu memunculkan pemahaman tentang karakter, khittah perjuangan, dan jati diri Muhammadiyah yang ruju’ kepada Alqur-an dan Sunnah Rasullah Saw, sebagai bagian penting dari upaya pemurnian ajaran Islam,” pungkas Bunyamin. (Asy: PanMuspim)