Jakarta – Pernyataan Arya Wedakarna anggota DPD RI dari daerah pemilihan Bali, yang telah melecehkan agama Islam terkait dengan kata-katanya menyangkut masalah busana muslimah, yang disampaikannya dengan cara-cara yang tidak baik sangat disesalkan.
Semestinya sebagai anggota DPD RI yang bersangkutan harus tahu dan mengerti betul tentang konstitusi. Kita boleh berbeda pendapat tapi dalam kehidupan bernegara dan berbangsa apalagi menyangkut masalah SARA sikap dan perilaku kita tidak boleh bertentangan dengan hukum dasar yang ada di negeri ini yaitu UUD 1945.
Di dalam pasal 29 ayat 1 dan 2 sudah dikatakan : (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Jadi dalam hal yang terkait dengan masalah ibadah, orang Islam tidak boleh merendahkan, mencela dan melecehkan ibadah orang Hindu dan begitu pula sebaliknya orang Hindu juga tidak pula boleh merendahkan, mencela dan melecehkan ibadah orang islam agar persatuan dan kesatuan diantara kita sebagai warga bangsa tidak terusik tapi tetap terjaga dan terpelihara.
Untuk itu saudara Arya harus tahu bahwa memakai hijab itu dalam pandangan Islam, itu bukan pakaian orang Timur Tengah. Itu adalah bagian dari ibadah bagi setiap wanita yang menyatakan dirinya muslimah. Saudara Arya bisa melihat dimanapun di atas dunia ini yang namanya wanita Islam itu kalau dia melaksanakan perintah agamanya dengan baik maka dia akan memakai hijab.
Untuk itu sebagai pejabat negara saudara Arya harus memahami hal ini agar bisa bersikap dengan lebih arif dan bijaksana lagi serta harus sadar betul bahwa Bali itu adalah bagian dari indonesia. Jika terjadi keributan dan kegaduhan di Bali maka rakyat Bali pasti akan mengalami kesusahan dibuatnya karena para turis tidak akan ada yang berani datang ke pulau tersebut.
Semestinya saudara Arya harus bisa belajar dari peristiwa Covid-19 yang lalu dimana Bali benar-benar sepi karena ketidak hadiran para turis baik lokal maupun luar negeri sehingga akibatnya kehidupan ekonomi rakyat bali benar-benar terpuruk dan susah.
Oleh karena itu kita berharap agar kehidupan di Bali berjalan dengan baik, aman, tentram dan damai. Kita tidak mau jangan sampai terjadi gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Jangan sampai gara-gara orang seorang yang bernama Arya Wedakarna rakyat Bali menjadi susah dibuatnya, karena bagi kita bangsa Indonesia kebahagiaan orang Bali adalah kebahagiaan kita semua dan begitu pula sebaliknya.
Penulis,
Anwar abbas
Pengamat sosial ekonomi dan keagamaan.