Oleh Anwar Abbas
IMBC News | Kita sepakat untuk anti terhadap segala bentuk kekerasan apalagi sampai kepada melakukan tindak penjajahan dan pembunuhan secara massal (genosida) seperti yang dilakukan oleh Israel.
Dalam beberapa bulan terakhir, lebih dari 23.000 rakyat Gaza Palestina mati dan lebih 70% darinya adalah perempuan dan anak-anak serta puluhan ribu orang lainnya luka-luka dan mengungsi serta hidup dalam serba kesusahan dan berkekurangan.
Pertanyaannya apakah Amerika Serikat dan negara-negara barat mau bersimpati serta berempati kepada nasib rakyat palestina yang mengenaskan tersebut?
Ternyata tidak, karena mereka memang sudah seperti tidak punya hati nurani dan yang mengemuka adalah hanya kepentingan politik dan ekonomi mereka saja.
Begitu keselamatan barang-barang mereka yang diangkut dengan kapal terancam oleh tindakan milisi houthi di laut merah maka mereka pada kamis tengah malam hingga jumat dinihari tanggal 12 januari 2024 telah melakukan serangan ke beberapa kota di Yaman seperti ke kota sana’a, hudaydah, sa’ada dan dhamar.
Tetapi anehnya begitu puluhan ribu jiwa dan nyawa rakyat palestina hilang serta terancam oleh tentara israel jangankan mereka berusaha untuk mencegahnya, mereka malah juga ikut mendukung dan membantu israel menggebuk rakyat gaza karena yang ada dalam benak mereka hanya satu yaitu kepentingan mereka saja.
Jadi AS dan barat sudah merupakan kumpulan negara yang tidak lagi bisa dipercaya bila diajak bicara tentang manusia dan kemanusiaan.
Mereka menerapkan sikap ganda dimana mereka baru mau mendukung kalau itu sesuai dengan kepentingan mereka dan kalau kepentingan mereka terusik maka mereka pasti akan menolaknya.
Hal itu terlihat dengan jelas dalam rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang berlangsung menjelang pertengahan desember 2023 dimana AS memveto usulan resolusi tentang gencatan senjata segera antara pasukan Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza.
Dan dalam sidang DK PBB yang berlangsung beberapa hari yang lalu amerika serikat malah berhasil meloloskan resolusi menyangkut soal serangan milisi Houthi dari Yaman di Laut Merah yang berisi desakan agar Houthi segera menghentikan semua serangan di Laut Merah yang menargetkan kapal komersial terutama yang terkait dengan Israel.
Padahal serangan yang dilakukan Houthi tersebut adalah dalam konteks membela hak-hak rakyat Palestina yang telah ditindas oleh israel melalui agresi yang terkenal brutal dan biadab.
Jadi bagi AS dan barat, melindungi keselamatan barang-barang perdagangannya jauh lebih penting dari pada melindungi hak-hak asasi dan keselamatan jiwa ribuan manusia.
Hal ini tentu jelas-jelas tidak bisa kita terima karena sangat bertentangan dengan akal sehat dan hati nurani serta rasa perikemanusiaan dan perikeadilan. Tks.
Penulis adalah Ketua PP Muhammadiyah dan Wakil Ketua Umum MUI