IMBCNews- Salah satu lembaga ekonomi yang paling tepat untuk mengimplementasikan ide dan gagasan bagi menghadirkan kemakmuran untuk semua yang menjadi tema Tanwir Muhammadiyah di Kupang tanggal 4-6 Desember yang lalu tentu adalah koperasi.
Karena koperasi lewat kegiatan produksi, distibusi dan konsumsi yang dilakukannya memang diorientasikan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Mungkin karena perkembangan koperasi di Indonesia belum begitu baik dan bagus seperti yang ada di negara-negara maju, maka banyak orang yang pesimis koperasi akan dapat mengemban tugas tersebut.
Padahal di Perancis misalnya ada sebuah koperasi bernama Crédit Agricole, yaitu sebuah grup perbankan internasional yang merupakan lembaga keuangan koperasi terbesar di dunia dengan omset sekitar US $ 117,01 miliar.
Di German juga ada REWE Group, sebuah Grup koperasi ritel dan pariwisata terdiversifikasi. Di Jepang juga ada Zenkyoren, yaitu koperasi berbasis agrikultur yang memiliki lebih dari 10 juta anggota.
Sebenarnya di Indonesia juga ada beberapa koperasi yang cukup bagus misalnya Kospin Jasa Pekalongan Jawa Tengah sebagai koperasi simpan pinjam, KSPPS UGT Sidogiri sebagai koperasi syariah. Koperasi Pusat Susu Bandung Utara Lembang yang merupakan koperasi produsen, Koppas Srinadi sebagai koperasi konsumen, dan lain-lain.
Untuk itu kita berharap kedepan peranan koperasi di negeri ini akan jauh lebih besar lagi, apalagi pemerintahan Prabowo sudah menjadikan koperasi sebagai sebuah kementrian tersendiri, sehingga diharapkan kita akan dapat mengakselerasi terwujudnya kemakmuran bagi semua dengan lebih cepat lagi.
Untuk mencapai tujuan tersebut tentu tidak mudah, karena dunia perkoperasian kita masih banyak menghadapi masalah seperti SDM yang kurang profesional dan kompeten, lemahnya permodalan, manajemen organisasi yang kurang baik, partisipasi anggota yang masih rendah, lemahnya koordinasi dan komunikasi diantara para anggota.
Selain itu inovasi dan adaptasi teknologi yang masih rendah, regulasi dan kebijakan yang kurang mendukung, persaingan dengan entitas bisnis lain yang cukup tajam, pembebanan pajak terhadap koperasi yang kurang memenuhi rasa keadilan, belum adanya sistim penjaminan terhadap simpanan di koperasi, dll.
Mudah-mudahan pemerintahan Prabowo akan bisa mengatasi semua hal tersebut, sehingga diharapkan koperasi kedepan tidak lagi hanya mengurusi UMKM saja, tapi juga bisa membentuk dan mengurusi usaha-usaha besar sehingga kemakmuran bagi semua tidak hanya merupakan cita-cita tapi akan bisa menjadi fakta. Semoga.
Penulis,
Buya Anwar Abbas
Ketua PP Muhammadiyah