Oleh Asyaro G Kahean
IMBCNews | Maklum, kata indah lagi sarat muatan. Setidaknya, maklum berunsur kepada sikap: mengerti, paham, tidak dialpakan, maaf, juga sabar dan tahu sendirilah.
Bila maklum diletakkan di awal, bisa jadi unsur dominannya; Anda tahu sendiri bukan? Maka, sekali pun tanpa kata harap, kandungan permohonan sudah terasa di sana. Ia, boleh jadi telah menyentuh apa yang akan diutarakan. Sehingga, secara tidak terasa, telah menganggapkan bahwa penerima komunikasi mengerti.
Selain itu, ia dapat juga ditunjukkan sebagai sopan-santun yang tidak menganggap lawan komunikasi sebagai orang tidak tahu apa-apa. Bila saja tujuannya demikian, maklum di sini berfungsi sebagai rasa hormat terhadap sesama insan.
Menghormati orang lain dengan cara tidak menganggap orang itu tidak tahu apa-apa, sesungguhnya mengandung unsur kearifan. Pada sisi ini, maklum berposisi mulia karena mendudukkan manusia lain (penerima komunikasi) pada tempat sewajarnya. Maka, sekiranya maklum tadi dimaksudkan hanya sekadar basa-basi, sementara ya maklum saja….
Bila maklum kemudian ada di tengah, boleh jadi unsur dominannya: pahamilah semua ini. Dan sekali pun tanpa didahului kata ayo atau ajakan, kandungan yang berunsur mengajak untuk paham sudah menyentuh apa yang telah dan akan diutarakan. Sehingga, secara tidak terasa pula, penerima komunikasi dirangkul agar lebih tahu terhadap maksud suatu pesan.
Selain itu, dapat juga dimaksudkan sebagai upaya pengakraban suatu hubungan antar sesama. Pada sisi ini, maklum berposisi mulia karena berusaha mendudukkan orang lain itu sederajat, yaitu sama-sama sebagai makhluq ciptaan Alkhaliq.
Mengajak orang lain agar sederajat dalam ilmu pengetahuan dan juga di hadapan Alkhaliq, sesungguhnya mengandung unsur kearifan. Maka itu, sekiranya maklum di sini dimaksudkan sebagai basa-basi saja, sementara ya maklum maklum sajalah….
Kemudian, bila maklum diletakkan di akhir; Boleh jadi unsur dominannya pahamilah secara seksama dengan sungguh-sungguh, dan mohon maaf jika terdapat kekeliruan. Maka jika maklum didahului harap, kandungan yang berunsur kerendahan hati lebih menyentuh hal-hal yang telah diutarakan. Sehingga, secara tidak terasa pula, penerima komunikasi dibangkitkan kemauannya agar memperdalam maksud yang terkandung dalam suatu pesan.
Selain itu, dapat juga dimaksudkan sebagai motivasi dalam membangkitkan etos kerja, perluasan cakrawala berpikir, juga kelapangan dada yang tertuju pada keikhlasan dan profesionalisme.
Membangkitkan kemauan orang lain untuk hal-hal yang bersifat positive thinking dan husnu zhan, sesungguhnya mengandung unsur kearifan. Apa lagi, jika semua yang termaktub dibarengi rasa tulus ikhlas dengan tujuan memanusiakan manusia. Dan, jika sekiranya maklum di situ hanya untuk basa-basi misalnya, sementara ya maklum saja….
Maklum yang begitu indah, memang selalu tampil sederhana. Ia tidak berlebihan alias apa adanya. Hanya saja, ia akan menyesuaikan diri terhadap fungsi atas tampilannya. Akankah ia tampil sebagai pisau bermata dua?
Harap maklum saudaraku…
Maklum itu sesungguhnya mau saja disandingkan dengan hal-hal apa saja atau dijadikan apa saja. Bahkan, jika ada orang yang membentuknya sebagai amunisi misalnya, ia tidak akan menolak; Walau ia tahu jika sewaktu-waktu dapat meledak dan hancur. Akan tetapi, adakah di antara kita yang tega atau rela meluluhlantakkan keindahan maklum?
Misalkan, maklum tadi, maklum di sana, dan maklum di situ dimaksudkan tidak lebih dari basa-basi belaka, agaknya permakluman tersebut telah mampu bereaktif menumpahkan rasa kasihan kita; Karena, muatan maklumnya didudukkan sebagai yang dipolitisasi. Sehingga maklum dapat saja terkoyak atau luluh lantah. Dan, maklum yang dipolitisir dapat pula menjelma jadi pisau bermata dua yang terkemas dalam rakitan bom waktu!
Harap maklum….
Janganlah memperkosa maklum yang unsurnya bertujuan untuk mencelakakan orang lain. Maka, sebaiknya, kemaslah semua keindahan maklum dalam untaian pernapasan pada niat, ikhtiar beriringkan munajat dan doa-doa di atas hamparan kesabaran dan semangat keikhlasan! | Moga bermanfaat.
(AGK/Mimbar Kearifan-2002/kic)