IMBCNews – Jakarta – Finlandia, salah satu negara di kawasan Skandinavia, Eropa utara menurut Laporan Kebahagiaan Dunia 2025 (World Happinest Report – WHR) kembali dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia untuk kedelapan kali berturut-turut.
World Hapiness Report (WHR) memberikan skor rata-rata 7,75 dari skala 10 kepada Finlandia, mengungguli Denmark, Islandia, dan Swedia dalam daftar negara paling bahagia yang juga berada di kawasan Nordic.
Sebaliknya, Afghanistan kembali menempati posisi terbawah dengan skor 1,36, menunjukkan tingkat kepuasan hidup yang sangat rendah di tengah krisis kemanusiaan dan politik dan konflik berkepanjangan.
Profesor Ekonomi dari Universitas Oxford sekaligus editor World Happiness Report, Jan Emmanuel De Neve, menjelaskan bahwa kesejahteraan masyarakat Finlandia didorong oleh beberapa faktor utama, yakni pendapatan dan distribusi kekayaan, jaminan kesehatan, dan kepercayaan sosial serta institusional.
Finlandia dilaporkan memiliki PDB per kapita yang tinggi dan menerapkan sistem redistribusi pendapatan yang adil. Selain itu, gaya hidup sehat serta akses ke layanan kesehatan yang gratis turut meningkatkan kebahagiaan warga Finlandia.
Masyarakat Finlandia juga memiliki tingkat kepercayaan tinggi terhadap sesama dan institusi pemerintah, yang menciptakan rasa aman dan stabilitas sosial.
Laporan ini turut menyoroti negara-negara seperti Kosta Rika dan Meksiko yang berhasil mencapai tingkat kepuasan hidup tinggi meskipun tidak memiliki PDB per kapita sebesar negara-negara Skandinavia.
Kunci kebahagiaan di negara-negara tersebut terletak pada ikatan kekeluargaan yang kuat dan kehidupan komunitas yang aktif. Di lain sisi, laporan ini juga mengamati peningkatan tingkat kecemasan, kekhawatiran, dan stres di seluruh dunia.
Menurut De Neve, ketidakstabilan politik global berkontribusi terhadap meningkatnya emosi negatif di banyak negara. Contohnya, wilayah-wilayah yang sedang dilanda konflik, seperti Gaza dan Ukraina, mengalami penurunan kesejahteraan yang signifikan.
Di Gaza, serangan udara Israel terus menambah jumlah korban sipil, sementara di Ukraina, perang yang berlangsung sejak 2022 membuat masyarakat hidup dalam ketidakpastian.
Sementara itu, berdasarkan penilaan WHR, Indoesia pada 2025 masuk ranking 83 dari lebih 140 negara yang dinilai, atau terjadi penurunan dibandingkan dengan 80 pada 2024.
Ketidaknayaman tinggal di Indonesia, tercermin antara lain dengan maraknya tagar “Kabur aja Dulu” terkait kesulitan mencari kerja, meneruskan pendidikan bagi yang tak mampu, pungutan liar di sana sini dan juga keamanan di ruang-ruang publik. (imbcnews/Theo/sumber diolah: WHR)