IMBCNews, Padang | Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) erupsi pada Sabtu pagi, dengan tinggi kolom abu mencapai 1000 meter atau satu kilometer.
Petugas Pengamatan Gunung Marapi Teguh dalam keterangannya di Padang, Sabtu menjelaskan, erupsi Gunung Marapi terjadi pukul 09.43 WIB. “Tinggi kolom abu teramati sekitar satu kilometer di atas puncak gunung,” katanya.
PVMBG melaporkan bahwa kolom abu yang teramati itu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 milimeter dengan durasi sementara sekitar satu menit 40 detik.
Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Marapi di status level II (waspada). PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi di antaranya masyarakat, pendaki, atau pengunjung diminta tidak memasuki atau berkegiatan di dalam wilayah radius 3 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Selain itu, mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran atau bantaran sungai-sungai yang airnya berhulu di puncak Gunung Marapi, selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya banjir lahar hujan yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan.
Wali Nagari (Desa) Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam Firdaus mengatakan erupsi tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran warga setempat, terutama yang bermukim di sekitar kawasan gunung api itu.
“Dentuman erupsinya cukup keras sehingga beberapa warga mengevakuasi diri ke lokasi yang lebih aman,” kata dia.
Ia mengatakan sejak erupsi Gunung Marapi pada 3 Desember 2023 membawa dampak cukup buruk bagi warga dan lingkungan, seperti lahan pertanian tidak produktif.
Selain itu, ancaman infeksi saluran pernapasan akut (ispa) terus mengintai warga sekitar.
“Data yang sudah kami laporkan ada sekitar 500 kepala keluarga yang terdampak erupsi, belum lagi lahan pertanian yang produksinya terganggu akibat bencana ini,” sebut dia. (Sumber: Antara)