IMBCNews, Purwakarta | Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangantan) Kabupaten Purwakarta memetakan ada ratusan hektare lahan sawah alami kekeringan. Kemarau panjang dari fenomena El Nino tahun 2023, disinyalir Kadispangantan Sri Jaya Midan telah membawa dampak atas terjadinya kekeringan termasuk di wilayah Purwakarta.
Menurut Midan luas areal sawah yang kekeringan saat ini mencapai 110 hektare. “Areal persawahan kekeringan sebagai dampak dari kemarau panjang,” katanya di Purwakarta, Selasa (10/10).
Dari sekitar 110 hektare sawah yang mengalami kekeringan itu, sebut Midan terdapati tenaman padi sawah yang mengalami puso alias gagal panen.
“Yang mengalami puso kira-kira sekitar 8 hektare sawah,” cetus dia.
Sawah-sawah yang kekeringan, jelas Midan lagi, tersebar di delapan kecamatan. Sedangkan kekeringan terparah hingga mengalami puso terjadi di Kecamatan Darangdan.
“Meski terdapat ratusan hektare sawah yang kekeringan, jika dilihat dari persentase, jumlah luasannya masih sedikit. Sebab 110 hektare sawah yang kekeringan itu merujuk pada standing crop atau luasan pertanaman saat ini,” terang Kadispangantan.
Sementara standing crop yang ada di Purwakarta mencapai 8.742 hektare. Terdiri atas 2.486 hektare standing crop untuk bulan Juni, 2.376 hektare standing crop untuk bulan Juli, 2.087 hektare standing crop untuk bulan Agustus, serta 1.793 hektare standing crop untuk bulan September.
“Jadi, yang terdampak kekeringan sekitar 110 hektare dari 8.742 hektare dari standing crop yang ada. Sawah yang puso juga persentasenya hanya 0,001 persen dari standing crop,” kata Midan.
Total luas lahan baku sawah di Purwakarta mencapai 17.970 hektare. Dari luasan itu, 6.586 hektare di antaranya sawah tadah hujan, dan sisanya areal persawahan semi irigasi teknis.
Ia menyebutkan, jika ada areal sawah yang kekeringan atau puso, angkanya sedikit. Sehingga, tidak akan mengganggu hasil produksi untuk pencatatan data di 2024 mendatang. (Sumber: Antara)