AURI Mengubah Pesawat Jepang Jadi Pesawat Indonesia
Jakarta – IMBCNews – Yayasan Pustaka Obor Indonesia menggelar diskusi buku bertajuk “Mengubah Hayabusa menjadi Garuda” di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Menurut penulis buku, Martinus B. S. Susanto, buku setebal 440 halaman ini mengisahkan sejarah berdirinya TNI Angkatan Udara (AURI), yang lahir pada 9 April 1946.
Adapun keberadaannya tidak terlepas dari pesawat-pesawat peninggalan Jepang yang disita oleh anggota Badan Kemanan Rakyat Udara (BKRO). AURI tumbuh dan berkembang dengan pesawat-pesawat tersebut, yang dijadikan sebagai modal awalnya.
“Semua pesawat jepang dalam kondisi semua tidak bisa operasi, tapi bisa diperbaiki kecuali yang rongsokan,” ujar Martinus.
Sebagian besar, lanjut dia, diperoleh dari lapangan terbang Bugis, dan Maguwo, dengan berbagai julukan yang digunakan oleh personel AURI.
Dijelaskan melalui naskah buku ini, penulis berusaha memberikan pemahaman tentang jenis dan nama pesawat peninggalan Jepang yang digunakan oleh AURI, untuk menghindari kekeliruan dalam literatur sejarah.
Selain itu, menyajikan -walaupun secara singkat- terkait seputar Pasukan Udara Jepang dalam invasi ke Hindia Belanda, termasuk ke dalamnya juga mengenai sistem penamaan pesawat mereka.
Adapun pokok bahasan utama, meliputi informasi tentang pesawat-pesawat yang diambil alih oleh BKR Udara, beserta penelusuran nama-nama sesungguhnya dari pelbagai jenis pesawat tersebut.
Buku ini juga menampilkan peran para Teknisi AURI dalam memperbaiki dan mengembalikan status operasional pesawat-pesawat, serta upayanya dalam membuat pesawat terbang sendiri.
Ditutup dengan penjelasan tentang istilah-istilah penerbangan. Buku ini diharapkan dapat melecut semangat dan minat kedirgantaraan di kalangan anak-anak dan remaja.
Dalam diskusi buku Kolonel Sus Ayi Supriadi, S.S., M.Sc, Kasubdis Sejarah Dispenal Jakarta mengatakan,
sejarah militer berfungsi sebagai dokumentasi kejadian masa lalu untuk memahami pola dan perkembangan strategi perang.
“Kami berusaha merekontruksi sejarah TNI AU, sebagaimana kata sejarah dari kata bahasa arab ‘sajaratun’ berarti pohon atau asal-usul,” ujar Ayi Supriadi. (KS)