IMBCNews, Jakarta | Kunci untuk menuju swasembada pangan, antara lain dengan intensifikasi lahan dan penyediaan sumber daya manusia (SDM). Demikian disebut Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda.
Menurutnya, jika membicarakan beras, padi, yang dapat dilakukan intensifikasi-ekstensifikasi. “Kalau ekstensifikasi itu membuka lahan, dan intensifikasi itu dengan menggunakan teknologi, sehingga produktivitas per lahannya dapat meningkat,” kata Nailul saat dihubungi di Jakarta sebagaimana dilansir Antara, Ahad (20/10).
Nailul mengatakan saat ini banyak lahan di Indonesia yang sudah beralih fungsi menjadi industri dan perumahan. Dengan lahan yang sedikit ini, akan membuat produktivitas semakin sedikit hingga produksinya terus berkurang.
Intensifikasi lahan sangat perlu untuk dilakukan bila ingin mengejar target swasembada pangan. Namun demikian, Nailul mengingatkan bahwa penyediaan SDM juga menjadi hal krusial yang harus diperhatikan.
Lebih lanjut, kata Nailul, penggunaan teknologi memiliki peran besar dalam hal intensifikasi lahan. Menurutnya, sejauh ini Indonesia masih kekurangan SDM untuk mengimplementasikan teknologi-teknologi di bidang pertanian.
“SDM kita masih sangat kurang untuk bisa implementatif dalam hal teknologi, teknologi pangan ini masih kurang ya diterapkan di Indonesia, kayak traktor yang mesin besar itu saja masih sangat minim dan akhirnya malah sia-sia. Ini menurut saya juga harus digarisbawahi,” kata Nailul.
Nailul juga menyampaikan, swasembada bukan sekadar kemandirian dalam penyediaan pangan di dalam negeri. Akses pangan yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat, merupakan indikator dari swasembada pangan itu sendiri.
Program-program dari Prabowo memang bertujuan untuk swasembada pangan, lanjut Nailul, namun bila tidak dibarengi dengan akses serta SDM yang belum maksimal maka target 4-5 tahun diprediksi akan mundur.
“Saya rasa sebenarnya swasembada pangan ini, harus dilihat bukan dari penyediaan mandiri dari dalam negeri, tapi akses masyarakat terhadap pangan itu bisa lebih mudah,” ucapnya.
Nailul juga menyampaikan bahwa Prabowo harus menetapkan mana yang paling prioritas untuk swasembada pangan. Menurutnya, hal tersebut akan lebih bijaksana dan berkelanjutan dalam hal pengelolaan pangan di dalam negeri.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto meyakini Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan atau kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya paling lambat 4—5 tahun ke depan.
“Saya yakin paling lambat 4—5 tahun, kita akan swasembada pangan, bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” kata Prabowo saat berpidato dalam Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024–2029 di Gedung Nusantara, kompleks parlemen, Jakarta, Ahad.
Keyakinan itu, kata Prabowo, muncul usai berdiskusi dengan para pakar terkait. Oleh karena itu, swasembada pangan harus diwujudkan guna cegah ketergantungan pada bahan pangan negara-negara lain. (Sumber: Antara)