IMBCNews, Bengkulu | Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto meminta pemerintah desa jangan hanya jadi penonton dan penerima manfaat program nasional makan siang bergizi.
“Tentu kita tidak mau desa jadi penonton, tidak mau jadi penikmat makan siangnya saja untuk anak sekolah ibu hamil atau anak dalam tumbuh kembang,” kata Mendes PDT Yandri Susanto saat meluncur platform P2KTD di Bengkulu, Senin.
Menurutnya, bahan baku untuk program makan siang itu handaknya benar-benar dari desa. Jadi putaran ekonominya berada di desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Ia menambahan, desa mesti menjadi tempat lumbung pangan ketahanan pangan, ketahanan energi swasembada air atau di desa tempat banyak produk-produk yang bisa diolah dalam rangka hilirisasi produk-produk desa.
“Dari desa lah kita harap tempat untuk penyediaan bahan baku makan siang bergizi tersebut, harapnya.
Lebih lanjut Yandri mengemukakan bahwa BUMDes di desa yang menyediakan bahan baku pangan akan tumbuh Bersama dengan program makan siang bergizi. “Nah, itu bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Jadi bukan sekadar menjawab nasib makan siang bergizi, namun juga yang kita suap dan makan itu memang bahan bakunya dari desa,” kata dia.
Presiden Prabowo Subianto, kata Yandri telah membuat program makan siang bergizi bukan hanya untuk meningkatkan SDM generasi emas tapi juga sekaligus membuat perputaran ekonomi akan sangat bergerak sampai ke tingkat desa.
Oleh karena itu, Mendes Yandri meminta seluruh kepala desa untuk memetakan potensi daerah masing-masing, tentang keterlibatan dalam penyediaan makan siang bergizi tersebut baik sebagai produsen komoditas pokok, industri pengolahan hingga hilirisasi.
“Semua bisa bergerak untuk menyuplai bahan baku makan siang bergizi, program itu besar sekali putaran ekonominya, baru dimulai dengan anggaran Rp71 triliun, nanti akan sampai ke angka hampir atau lebih dari Rp300 triliun. Artinya itu uang tiap hari untuk masak di dapur, tentu kita tidak mau desa jadi penonton,” paparnya.
Sebelumnya, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto pada Senin 11 November 2024 meluncur platform Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD).
“Peluncuran platform P2KTD ini bagian dari solusi untuk menjawab persoalan-persoalan yang ada di desa,” ujarnya saat peluncuran di Bengkulu. (Sumber: Antara)