Oleh Elena Daniela Sine, Mahasiswa FH IBLAM Jakarta
IMBCNEWS Jakarta | Debat sendiri sejatinya adalah proses adu argumentasi antara dua pihak atau lebih dengan tujuan mempertahankan argumentasi, melemahkan argumentasi lawan, serta meyakinkan lawan untuk sepakat dengan argumentasi yang disampaiakannya.
Dalam konteks pemilihan umum, debat bisa dikatakan sebagai metode kampanye utama dalam meningkatkan dukungan dan perolehan suara. Ketika semua calon dipertemukan dalam satu panggung dan memperdalam visi, misi, serta program kerja terkait isu-isu kenegaraan, menjadikan debat merupakan agenda dengan sorotan paling banyak dan paling ditunggu.
Debat merupakan mekanisme yang tepat sebagai upaya meyakinkan dari sang calon pemimpin, dan sarana yang tepat untuk menentukan pilihan bagi calon pemilih. Untuk “memenangkan perdebatan” para debater sudah bukan lagi dalam tahap meyakinkan lawannya, melainkan meyakinkan publik sebagai audiens debat tersebut dalam rangka menarik suara dan dukungan.
Debat semakin tepat karena merupakan seni berpikir, berbicara, dan mendengarkan yang sangat kompleks.
Sebagai calon pemilih, terdapat berbagai hal yang menjadi komponen dalam melihat dan menilai suatu perdebatan. Umumnya, suatu perdebatan dan orang yang berdebat dinilai dari 3 (tiga) aspek, sebagai berikut:
- Matter (Substansi)
Tentunya suatu perdebatan akan dirasa berjalan dengan baik ketika isi atau substansi perdebatan berbobot. Dalam konteks debat pemilu, maka substansi yang diharapkan adalah bagaimana masing-masing calon mampu menyampaikan visi, misi, dan program kerja terbaik bagi Indonesia setidaknya dalam kurun waktu lima tahun kedepan. - Manner (Etika)
Suatu perdebatan berkelas adalah ketika para debater mempertahankan dan saling menyerang argumentasi dengan cara yang intelektual dan elegan. Sehingga, etika dalam perdebatan menjadi poin penting untuk menilai seorang pendebat dan perdebatannya. - Methode (Metode)
Terakhir, debat adalah seni merangkai kata dan menyampaikannya dalam waktu yang ditentukan dan umumnya tidak lama. Sehingga, pemilihan kata hingga kerunutan gagasan menjadi poin penilaian bagi pendebat dan perdebatannya.
Ketiga aspek tersebut merupakan penilaian umum. Disamping itu, terdapat pula aspek penilaian khusus dilihat dari berbagai teknik dalam perdebatan. Biasanya orang-orang yang mempelajari debat akan memperhatikan aspek lain sepert; Attacking (Menyerang). Hal ini merupakan peluru yang harus digunakan dengan cermat oleh masing-masing debater dalam mencapai salah satu tujuan debat yakni melemahkan argumentasi lawan. Tentunya dengan mencari titik kelemahan argumentasi lawan dan diungkapkan dengan fakta.
Tujuannya agar publik dapat menilai bahwa argumentasi lawan tidak lebih baik dari argumentasi kita. Kemudian juga Defense (Pertahanan), yakni ketika argumentasi dikritisi, maka harus menyiapkan peluru cermat lainnya untuk mempertahankan bahkan memperkuat argumentasi dan terakhir Framing (Pembingkaian)
Salah satu yang paling menarik dalam sebuah perdebatan adalah pembingkaian, yakni peluru lain yang harus dengan sangat cermat dikeluarkan oleh debater dalam menggiring, mempengaruhi, bahkan pandangan publik terhadap suatu kondisi.
Dari berbagai aspek penilaian umum dan khusus diatas, ditemukan bahwa Gibran tidak melanggar etika perdebatan secara konsepsi debat. Namun terasa kurang memberikan inspirasi kepada G Z atau generasi muda yang jumlahnya cukup besar itu untuk lebih mengutamakan kesantunan.
Filsafat timur lebih mengutamakan keserasian, harmoni dan musyawarah jauh lebih penting dalam menyelesaikan perdebatan, bukan nafsu ingin melemahkan dan membuat malu kepada lawan.
Beberapa pihak akan menilai bahwa aksinya dalam mencari jawaban Mahfud MD merupakan perbuatan kurang beretika terhadap profesor atau orang yang lebih tua.
Tetapi dalam konteks perdebatan, gelar atau usia bukan ukuran penilaian. Yang dilakukan Gibran adalah praktik penggabungan attacking dan framing, Gibran mencoba menyampaikan bahwa Mahfud MD belum berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan (attacking) dengan cara menyatakan bahwa Ia sedang mencari jawaban Mahfud MD untuk mempengaruhi publik bahwa Mahfud MD tidak menjawab pertanyaannya (framing).
imbcnws/diolah /