Jakarta-IMBCNews- Organisasi Karyawan Film Televisi (KFT) akan menggelar Kongres XV untuk memilih Ketua Umum periode 2024-2028. Dijadwalkan kegiatan berlangsung di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Kuningan, Jakarta, pada 2-5 Desember 2024.
KFT memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan perfilman Indonesia. Organisasi ini telah aktif mengadvokasi kebijakan pemerintah yang mendukung industri film dan televisi, sekaligus menjadi mediator antara pekerja film dan pihak produksi.
Budi Sumarno, seorang pegiat perfilman Indonesia yang dikenal dengan dedikasinya dalam literasi dan pengarsipan film, menyatakan siap mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi Indonesia (KFT) untuk periode 2024-2029.
“Sebagai produser, sutradara film dokumenter, pendiri Inklusi Film, dan Komunitas Cinta Film Indonesia, kami membawa visi besar untuk meningkatkan profesionalisme, kompetensi, dan kesejahteraan anggota KFT,” terang Budi Sumarno di Jakarta, Minggu (1/12).
Budi Sumarno telah lama berkecimpung dalam dunia perfilman, tak hanya sebagai kreator tetapi juga sebagai pendidik di SMA dan SMK, khususnya dalam bidang perfilman. Ia percaya bahwa pendidikan film di tingkat sekolah adalah fondasi penting untuk menciptakan generasi sineas yang kompeten dan kreatif.
Sebagai pendiri OTT platform sinemakita.com, Budi menyediakan ruang bagi sineas Indonesia untuk menayangkan karya mereka melalui media streaming. Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung sineas independen, khususnya dari daerah, agar memiliki akses lebih luas ke penonton sekaligus menciptakan ekosistem perfilman yang inklusif dan berkelanjutan.
Adapu visi dia sebagai calon Ketua Umum KFT mencakup tiga pilar utama: Pertama, profesionalisme dan kompetensi. Budi berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan para anggota KFT melalui pelatihan dan pendampingan. Ia ingin membangun KFT sebagai organisasi yang profesional, di mana setiap anggota memiliki peluang berkembang di industri perfilman.
Kedua, industri perfilman yang inklusif. Sebagai pegiat disabilitas, Budi ingin menciptakan ruang bagi penyandang disabilitas di industri perfilman. Ia meyakini bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan film dapat menjadi medium inklusif yang merangkul semua kalangan.
Ketiga, ekosistem perfilman yang berkelanjutan. Budi berencana untuk memperkuat mata rantai ekosistem perfilman, khususnya di daerah. Ia ingin mendorong sineas independen daerah menjadi lebih profesional, membuka peluang kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan anggota KFT.
Karya dan Dedikasi pada Perfilman
Melalui film-film dokumenter yang telah ia garap, Budi Sumarno menyoroti isu-isu sosial dan budaya, termasuk inklusivitas dan pemberdayaan masyarakat. Komitmennya pada pengarsipan film menunjukkan upayanya dalam melestarikan karya-karya yang memiliki nilai sejarah dan edukasi bagi generasi mendatang.
Dengan pengalamannya sebagai produser, sutradara, dan pendidik, serta visinya yang progresif, Budi Sumarno adalah sosok yang berpotensi membawa KFT ke arah yang lebih maju. Ia tidak hanya menawarkan solusi, tetapi juga memberikan harapan baru bagi industri perfilman Indonesia.
Melalui visi dan misinya, Budi berharap dapat menjadikan KFT sebagai rumah yang nyaman bagi seluruh pekerja film dan televisi, serta mendorong pertumbuhan industri yang inklusif, berkelanjutan, dan kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.
“Film adalah cerminan budaya dan kehidupan. Mari kita jadikan film sebagai medium untuk mempersatukan dan memberdayakan,” ungkap Budi dalam salah satu wawancara. Dengan semangat ini, ia siap memimpin KFT menuju masa depan yang lebih gemilang. (*)