IMBCNews, Karawang | Jumlah unit nampan Nasi Tumpeng Hari Jadi Kabupaten Karawang ke-391 terkesan wah, keuren, mewah lagi meriah; Masuk Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Ribuan unit tumpeng di atas nampan dan tampah (nampan anyaman bambu) ditata membentuk peta kabupaten yang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat. Seribu kali sayang, sebagian tumpeng tidak dapat dinikmati ribuan warga yang menanti semenjak pagi, di Emplasmen Plaza Pemda Karawang, Sabtu (14/9/2024).
“Ribuan warga kecewa berat. Ribuan nampan tumpeng rusak dan tak layak konsumsi. Panitia ceroboh. Tumpeng yang disusun di pelataran Plaza Pemkab Karawang semenjak pagi sampai tengah hari dihantam panas terik. Saya pribadi merasa miris sekali. Seperti juga teman-teman warga Karawang yang kecewa pada bilang; Masa sih, sekadar pengin masuk MURI dengan biaya tinggi tapi mengecewakan ribuan warga Karawang sendiri?” ungkap Ketua Ormas Masyarakat Karawang (Maskar) Supardi Nugraha kepada IMBCNews di Karawang, Ahad (15/9).
Supardi mengemukakan bahwa rangkaian acara di Hari Jadi Kabupaten Karawang ke 391, dimulai Apel Pagi di Lapang Karangpawitan sekitar pukul 07:30 WIB. Kemudian Sidang Paripurna Istimewa berlangsung di Gedung Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karawang hingga pukul 12:30 siang.
Sepanjang apel hingga usai sidang paripurna dewan, ribuan unit nasi tumpeng yang dibawa dari tiap sekolah, koorwilcambidik, kantor kecamatan, kelurahan, organisasi perangkat dinas (OPD), tiap-tiap bagian di Setda Karawang dan lain-lain mulai berdatangan dan ditata di pelataran Plaza Pemkab Karawang.
“Totalnya mencapai 1.600 unit tumpeng lebih lho. Nah, dari makanan kebanggaan rakyat sebanyak itu, ditata menjadi bentuk Peta Kabupaten Karawang. Sedangkan suasana panas pagi hingga panas terik matahari menghantam langsung, hingga bungkus pelindung tumpeng dari plastik bening mengeluarkan keringat. Jika kemudian tumpeng-tumpeng tersebut banyak sekali yang rusak dan tidak layak konsumsi, sudah jelas penyebabnya. Panitia tidak memikirkan tenda pelindung,” jelas Supardi.
Lebih lanjut Supardi mengatakan, kalau membuat nasi tumpeng dengan anggaran APBD itu sangat mudah. “Karena anggarannya ‘kan sudah tersedia. Cuman kalau ujungnya nasi tumpengnya banyak yang masuk tong sampah, tentu Rekor MURI turut ternoda,” tutup dia.
Beberapa warga lainnya seusai menyaksikan Bupati Karawang menerima sertifikat dan medali MURI, Sabtu, yang sempat ditanya wartawan mengatakatan, datang ke Plaza Pemkab ingin ikut menyantap nasi tumpeng. Hanya saja ujung cerita mereka lebih mengemukakan kekecewaan.
Salah seorang warga Kelurahan Karangpawitan bernawa Warta (41) mengaku kecewa. Semula dipikirnya akan makan tumpeng berbarengan. Akan tetapi ia mendengar suara pranatacara melalui pengeras suara. Ia pun kemudian menepi ke Masjid Al Amal, lingkungan Kantor Pemkab Karawang.
“Saya pikir bisa bebarengan makan nasi tumpeng. Eh, nggak taunya yang boleh mengambil tumpengnya harus punya kupon. Saya ‘kan nggak punya kupon. Ya sudahlah saya minggir dan balik kanan saja,” ungkap Warta kepada IMBCNews, Sabtu.
Hal sama diungkap Asep (36) yang juga merasa kecewa. Warga Warungbambu ini mengaku tidak punya kupon sehingga menjauh dari Peta Kabupaten Karawang yang dibuat dari ribuan tumpeng itu.
“Dengar-dengar tumpengnya mau dikirim ke panti yatim-piatu. Mungkin kupon sudah dibagikan buat mereka. Ya sudahlah, saya mending balik. Saya cuman ngerasa Ulang Tahun Kabupaten Karawang sekarang sangat beda dengan yang dulu-dulu,” sebut Asep. (hhr/asy-1509: lpt/lpg).