IMBCNews – Jakarta – UMAT Katolik se-Dunia berduka cita atas wafatnya pemimpin tertinggi mereka, Paus Fransiskus, (88 tahun), di Vatikan, Senin (21/4) pukul 07.35 pagi waktu setempat akibat pneumonia dan komplikasi penyakit yang sudah lama diidapnya.
Sky News melaporan, kabar duka diumumkan secara resmi oleh Vatikan melalui Kardinal Kevin Farrell. Paus wafat setelah beberapa waktu terakhir mengalami berbagai masalah kesehatan serius.
Sejak awal 2021, ia sudah beberapa kali menjalani perawatan intensif, termasuk operasi usus besar dan hernia. . Paus asal Argentina ini juga mengalami gangguan mobilitas akibat skiatika, hingga harus menggunakan kursi roda atau tongkat.
Paus kembali dirawat di rumah sakit 14 Februari lalu karena menderita bronkitis. Tak lama setelah itu, dokter mendiagnosisnya mengalami pneumonia bilateral dan kadar trombosit rendah akibat anemia.
Kondisi Paus sempat kritis pada 22 Februari 2025 akibat masalah pernapasan yang parah dan disertai gejala awal gagal ginjal ringan.
Selama menjalani perawatan, ribuan umat berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan di depan rumah sakit di Roma tempat Paus dirawat untuk mendoakan kesembuhannya.
Paus akhirnya keluar dari rumah sakit, Minggu (23/3) setelah dirawat selama 38 hari, dan sempat menyapa publik dari balkon rumah sakit, menandai kemunculan publik pertamanya dalam lima minggu terakhir.
Tetap bertugas
Meskipun masih dalam masa pemulihan, Paus Fransiskus tetap menjalankan tugas keagamaannya. Pada Minggu (20/4) ia bahkan sempat menyapa umat Katolik yang merayakan Hari Paskah di Lapangan Santo Petrus dan bertemu dengan Wapres AS JD Vance.
Namun, pada Senin pagi, Vatikan mengonfirmasi bahwa Paus Fransiskus telah meninggal dunia. Ia wafat di kediamannya di Vatikan, didampingi para petugas medis dan rohaniwan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus dan megenang almarhum sebagai tokoh humanis, sederhana, dan penebar damai di ranah global.
“Ketika kami bertemu langsung beliau di Vatikan pada 24 Februari 2024 dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity, penerimaannya penuh persaudaraan, santun, bahkan diselingi humor segar,” tutur Haedar dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (21/4).
Sementara Ketua PB Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya pemimpin umat Katolik sedunia itu.
“Saya pernah bertemu, bersalaman, dan berbicara sejenak ketika Beliau berkunjung ke Masjid Istiqlal beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Indonesia,” ujarnya melalui pesan singkat.
Kehilangan
Sedangkan Menteri Agama sekalugus Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar selain mengucapkan bela sungkawa mendalam, juga merasakan kehilangan sosok sederhana yang penuh keteladanan , tidak membeda-bedakan siapa pun dan sangat bersahaja.
Beliau mengutuk peperangan, selalu berupaya mengangkat martabat kemanusiaan wong cilik, kaum marjinal, mengajak agar keluarga tidak egois serta mengecam kelompok berkedok agama yang melakukan kekerasan.
“Pesan-psan Paus bersifa univeral, juga ditemukan dalam ajaran Islam dan agama-agama lainnya, “ ujar Nashir yang mengaku sangat terkesan pada pertemuan dengan Paus saat berkunjung ke Indonesia.
Selepas dari meninjau Lorong Perdamaian yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta. September lalu, Paus yang duduk di korsi roda mengenggam erat tangannya.
“Paus seolah tak mau melepaskan genggaman tangannya, padahal banyak orang lain yang sedang ngantri untuk berjabat tangan. Lalu saya mengecup keningnya yang botak, mirip almarhum ayah saya, “ tuturnya.
Jenasah Paus Fransiskus disemayamkan di Basilika Santo Petrus di Vatikan, dan lalu biasanya dimakamkan di kompleks pemakaman di sana atau ditempat lain yang ditentukan.
Upacara pemakaman akan dipimpin seorang kardinal yang jadwalnya akan ditentukan kemudian. Pemilihan Paus baru melalui conclav yang juga dilakukan oleh para kardinal termasuk rangkaian prosesi. (sky news/ns)
Addio il Papa, Riposa In Pace! (imbcnews/Theo/sumber diolah: skynews)