IMBCNEWS | AS – Indonesia akan melakukan impor beras. Dikabarkan, beras impor sebanyak 200 ribu ton akan sampai akhir Desember 2022, dimana saat itu sejumlah petani padi sedang melakukan panennya, guna memenuhitarget swasembada pangan atau surplus beras.
Namun disisi lain, Indonesia mengimpor beras dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan. Selanjutnya, pada Januari hingga Februari 2022, pemerintah kembali mengimpor beras sampai 300 ribu ton dari Vietnam dan Thailand. Kebijakan itulah yang menjadi polemik banyak pihak termasuk Ka Bulog Budi Waseso yang meminta adanya singkronisasi data perberasan.
Sementara itu, dilansir VOA Indonesaia, pejabat pertanian AS akan menjalankan hubungan dagang terkait ekspor – impor jagung. Meksikoakan lebih selektif dalam impor jagung, namun AS akan terus melindungi para petaninya utamnya petani jagung di AS. Kementerian Luar Negeri Mesiko hari Jumat (16/12) mengatakan Meksiko dan Amerika berupaya mencapai kesepakatan pada bulan Januari nanti atas larangan impor jagung hasil rekayasa genetika yang tertunda. Hal ini disampaikan setelah pejabat kedua negara melangsungkan pembicaraan di Washington DC.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu mengatakan, pembicaraan berlanjut sementara kedua belah pihak berupaya “mencapai saling pengertian” untuk mencapai “kepastian hukum bagi semua pihak.”
Ada keputusan presiden yang kontroversial di Meksiko, yang akan melarang keberadaan jagung hasil rekayasa genetika dan herbisida glifosat pada tahun 2024.
Pejabat-pejabat Amerika telah mengancam akan mengambil tindakan berdasarkan Perjanjian Amerika-Meksiko-Kanada, dengan alasan keputusan itu akan merugikan petani Amerika.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis Jumat sore, Menteri Pertanian Amerika Tom Vilsack dan Perwakilan Dagang Amerika Katherine Tai mengatakan “delegasi Meksiko mempresentasikan beberapa potensi amandemen terhadap keputusan tersebut guna mengatasi keprihatinan kami.” Ditambahkannya, “kami setuju untuk meninjau proposal mereka dengan cermat dan menindaklanjuti pertanyaan atau masalah dalam waktu singkat.”
Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan kepada wartawan bahwa kedua belah pihak bertekad mencapai kesepakatan pada akhir Januari 2023. Meksiko mengimpor sekitar 17 juta metrik ton jagung Amerika per tahun.
Meksiko mengatakan keputusan – yang difokuskan pada jagung untuk konsumsi manusia dan jagung kuning hasil rekayasa genetika untuk pakan ternak – akan diizinkan.
Regulator kesehatan Meksiko, Cofepris, sejak tahun 2018 belum mengizinkan jenis baru benih jagung hasil rekayasa genetika yang tahan glifosat untuk diimpor.
IMBCnews/**diolah