IMBCNews, Semarang | Musim kemarau telah berdampak ke kehidupan masyarakat. Warga di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, terpaksa menggunakan air sungai untuk mandi dan mencuci pakaian.
Mereka kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sumur-sumur dikabarkan mulai mengering. Demikian pula dengan sendang dan sumber air lainnya.
Lingkungan di RT 04/RW 09 Kelurahan Rowosari juga belum terjangkau oleh instalasi air bersih PDAM Kota Semarang. Sebagian warga harus memanfaatkan air sungai yang mengalir di lingkungan mereka, kecuali untuk kebutuhan memasak dan air minum.
“Sejak saya kecil sampai sekarang, kalau musim kemarau selalu seperti ini, memanfaatkan air sungai untuk mencuci,” kata Sriyatun (29), salah satu warga RT 04/ RW 09, Kelurahan Rowosari, Senin (19/6/2023).
Ia mengungkap, sudah dua bulan terakhir hujan tidak lagi turun di wilayah Kelurahan Rowosari. Kondisi ini menyebabkan sumur-sumur milik warga tidak dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari.
Tidak hanya itu, sendang atau sumber-sumber air lainnya yang selama ini dimanfaatkan oleh warga debit airnya juga terus menurun. Sehingga, untuk mencuci pakaian dan beberapa perabotan dapur, terpaksa memanfaatkan air Sungai Babon. “Kami berharap ada solusi permanen di Rowosari ini, khususnya di lingkungan RT 04/RW 09,” katanya.
Tuminem (48), warga lainnya, menuturkan, air Sungai Babon tidak hanya dimanfaatkan untuk mencuci pakaian dan perabotan dapur. “Bahkan oleh sebagian warga juga dimanfaatkan untuk mandi,” katanya.
Ia pun ingin di lingkungannya ada bantuan instalasi air bersih dari pemerintah yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama oleh warga di lingkungan RT 04/RW 09. Apalagi, pada saat musim kemarau seperti sekarang ini sehingga persoalan yang sudah dihadapi oleh warga bertahun-tahun ada solusinya.
“Karena lingkungan Rowosari ini memang unik. Kalau musim hujan kebanjiran dari luapan air Sungai Babon, tetapi kalau musim kematau sulit mengakses air bersih,” katanya.
Terkait problem yang dihadapi sebagain warga Rowosar, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan, Pemkot Semarang sudah menyampaikan kepada masyarakat yang lingkungannya mulai terdampak musim kemarau untuk berkoordinasi dengan pemkot. Menurut dia, Pemkot Semarang sudah mengantisipasi hal ini dengan meyiapkan bantuan air bersih bersama PDAM Kota Semarang.
Warga yang mulai kesulitan mengakses air bersih diharapkan segera melapor kepada aparat di kelurahan masing-masing. Dia meyakini laporan akan ditindaklnjuti secara cepat.
“Pekan yang lalu warga di Kelurahan Jabungan sudah menyampaikan dan PDAM sudah menyalurkan air bersih sebanyak tiga kali dalam sepekan,” kata dia.
Hevearita juga mengimbau seluruh aparat kelurahan yang wilayahnya rentan mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau untuk lebih sigap dan rajin memantau wilayahnya.
“Manakala warga sudah kesulitan mengakses air bersih, segera berkoordinasi dengan BPBD Kota Semarang dan jangan sampai menunggu warga harus teriak- teraik sulit mengakses air bersih,” katanya.
BPBD Kota Semarang sebelumnya menyatakan sudah menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi musim kemarau yang tahun ini diprediksi berlangsung lebih panjang. BPBD Kota Semarang sudah menyiagakan mobil tangki bantuan air bersih. Bantuan itu siap disalurkan setiap saat kepada warga terdampak bencana kekeringan.
Staf Logistik dan Kedaruratan BPBD Kota Semarang, Anggoro mengatakan, hingga pertengahan Juni, warga di sejumlah wilayah Kelurahan di Kota Semarang sudah mengalami kesulitan mengakses air bersih.
“Salah satunya adalah Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, yang dalam dua pekan terakhir telah menerima bantuan air bersih dari BPBD Kota Semarang,” kata dia, pekan lalu.
Berdasarkan asesmen BPBD Kota Semarang, ada beberapa kelurahan di wilayah Kota Semarang yang cukup rawan terdampak bencana kekeringan pada saat musim kemarau berlangsung. Beberapa daerah itu adalah Kecamatan Banyumanik, khususnya di wilayah Kelurahan Jabungan, yang sejauh ini lingkungannya memang tidak terjangkau oleh jaringan pipa air bersih PDAM Kota Semarang.
Anggoro menyampaikan, pihaknya juga berkoordinasi dengan PDAM Kota Semarang dalam menyiapkan bantuan air bersih. Dia mengeklaim, mekanisme pengajuan bantuan sangat mudah. Warga yang sudah mengalami kesulitan mengakses air bersih bisa berkoordinasi dengan kelurahan masing-masing untuk mengajukan permohonan bantuan air bersih.
Selanjutnya, pihak kelurahan akan segera menghubungi BPBD Kota Semarang dan setelah ada permohonan bantuan air bersih tersebut, BPBD juga akan berkoordinasi dengan PDAM Kota Semarang.
Nantinya bantuan air bersih akan dikirim ke lokasi atau titik terdampak menggunakan mobil tangki PDAM Kota Semarang bersama- sama dengan petugas BPBD Kota Semarang. (asy/Sumber: Republika)