IMBCNews, Jakarta | Israel, sebuah negara yang telah merampas dan merampok tanah dari rakyat dan bangsa Palestina. Jadi, Israel itu adalah negara penjajah.
Nah, bagaimana sikap kita sebagai bangsa; Apakah mentolerir sikap dan tindakan dari israel tersebut?
Jawabnya, tentu tidak bisa mentolerir karena sebagai bangsa kita telah punya sikap dan jati diri tersendiri. Dalam Mukaddimah UUD 1945 alinea pertama sudah dijelaskan: Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.
Kita, sebagai bangsa sudah jelas menolak sikap dan tindakan dari Israel atas Palestina tersebut. Apalagi, dalam konflik antara Palestina dan Israel ini jumlah korban yang tewas pihak rakyat Gaza-Palestina sudah mencapai angka 14.854; Termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000-am wanita.
Sementara jumlah korban luka-luka, diperkirakan sudah mencapai sekitar 36.000 orang; Dengan sekitar 75 persen adalah anak-anak dan perempuan.
Dari banyaknya korban sipil tersebut, merupakan tindak genosida; Di mana Israel telah membunuh ribuan rakyat pakestina dengan sistimatis dan terencana.
Oleh karena itu, jika ada tokoh dan negara yang masih mendukung tindakan keji Israel, maka hal demikian sudah jelas-jelas menunjukkan bahwa tokoh dan negara tersebut adalah tokoh dan negara yang biadab. Ya, biadab karena tidak lagi menghormati nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan.
Ada dua buah nilai yang seharusnya dihormati dan junjung tinggi secara bersama-sama agar dunia ini aman damai dan sejahtera. Hanya saja, mereka yang mendukung tindakan yang Israel mengarah kepada genosida, dan tampaknya tidak peduli.
Bagi mereka, sepertinya, jiwa manusia tampak tidak lagi berharga. Padahal, kalau kita membunuh seorang anak manusia saja, maka itu sama saja artinya kita telah membunuh seluruh umat manusia.
Dalam hal inilah kita melihat biadab dan tidak berperikemanusiaannya Elon Musk yang mendukung sikap dan tindakan Israel. Padahal Israel begitu jelas telah melakukan tindakan genosida dan telah menghilangkan nyawa ribuan rakyat Palestina.
Agaknya, kita layah untuk menyampaikan go to hell kepada Ellon Musk. Kita tidak butuh duit dan investasi yang akan dia tanam di negeri ini. Untuk apa kita bekerjasama dengan orang yang tidak punya hati nurani dan perikemanusiaan? Apalagi yang bersangkutan tidak menghormati falsafah dan hukum dasar yang berlaku dan dijunjung tinggi di negeri kita ini.
Maka jika ada produk-produk dari Ellon Musk yang beredar di Indonesia, berdasarkan konstitusi yang ada, wajiblah hukumnya bagi kita untuk memboikot produk-produknya sampai dia bisa menghormati nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan. Karena dengan begitulah salah satu cara kita akan bisa hidup dengan aman, tentram dan damai di bumi yang sama-sama kita tempati dan kita huni ini.
]* H Anwar Abbas, penulis, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)