IMBCNews, Karawang | Desa Mekarjaya, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang memiliki luas sawah teknis sekitar 220 hektare. Desa ini menjadi salah satu andalan produksi tanaman pangan, terutama padi. Oleh karena itu, program ketahanan pangan menjadi fokus utama dalam pembangunan fisik di desa ini.
Kepala Desa Uju Junaedi mengungkap itu melalui Sekretaris Desa Mekarjaya Cecep Supriadi kepada IMBCNews, di ruang kerjanya, Rabu (13/12). Menurutnya pembangunan infrastruktur seperti pemasangan turap di saluran air serta dilakukannya normalisasi untuk kelancaran air ke persawahan menjadi prioritas.
“Untuk normalisasi saluran air ke sawah, pada tahun 2022 mencapai 1.000 meter; Sedangakan tahun 2023 ini mencapai 1.500 meter. Namun, khusus penurapan pada saluran air sekitar 35 persen dari pencapaian normalisasi tahun 2023,” kata Cecep.
Ia mengemukakan, untuk normalisasi saluran tesier dilakukan gotong royong bersama warga petani atau yang disebut dengan padat karya. “Sebagiannya, ada juga pembuatan pintu air pada saluran tesier untuk pembangian air ke sawah-sawah. Untuk pintu air ini dananya dari Dana Desa Tahap I tahun 2023,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kalau pembangunan pemasangan turap saluran tesier di persawahan pada tahun 2023, panjangnya mencapai 250 meter kanan dan kiri, tutas dengan keadaan diplester rapi, sumber dananya DD Tahap III.
“Sedangkan standar turap dipasang dengan tinggi 80 centimeter, pelaksanaannya padat karya. Para pekerjanya juga warga Desa Mekarjaya, tidak dari luar desa. Anggaran penurapan bersumber dari Dana Desa Tahap III Tahun 2023,” ungkap Cecep menjelaskan.
Dengan melihat capaian dua tahun terakhir, menapaki tahun 2024 mendatang, sebut Cecep dalam mendukung program ketahanan pangan, Pemerintah Desa Mekarjaya masih memprioritaskan sekitar 2.000 meter normalisasi. “Di antaranya ada beberapa titik yang juga memerlukan pemasangan turap untuk kelancaran air sampai persawahan,” ungkapnya.
Hal lain, Desa Mekarjaya berpenduduk sekitar 4.000-an jiwa. Sedangkan warga yang memiliki hak pilih sekitar 75 persen. Di antara sekian banyak penduduk, jelas Cecep, ada 397 keluarga pemenima manfaat (KPM) dari bantuan beras. “KPM yang menerima bantuan tersebut, pada umumnya kalangan buruh tani,” pungkasnya. (hmd/asy-1412)