IMBCNews, Namrole_Persentase penduduk miskin di Kabupaten Buru Selatan (Bursel) mengalami penurunan sebesar 0,37 persen poin, yaitu dari 15,28 persen pada Maret 2023 menjadi 14,91 persen pada Maret 2024.
Demikian dikemukakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bursel, Herthy Diana Soumokil, kepada IMBCNews, Senin, 2 Desember 2024, di Kantor BPS Bursel.
Dengan begitu, jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 juga mengalami penurunan sebanyak 9,61 ribu orang turun 160 orang dibanding Maret 2023.
“Penurunan ini dipicu karena geliat perekonomian semakin baik pada periode tersebut,” ujar Soumokil
Selain itu, ada juga realisasi program perlindungan sosial seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) dan pengendalian harga dari pemerintah dalam bentuk pasar murah.
“Beberapa penyebab itu yang memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Bursel, ” kata Diana.
Selain itu, perkembangan peningkatan produksi komoditas pertanian khusus tanaman perkebunan rakyat seperti cengkeh, pala, kopra, ini juga yang mendorong daya beli petani.
Sehingga menjaga daya beli petani dan pengeluaran mereka tidak tergerus dibawah garis kemiskinan.
Orang nomor satu di BPS Bursel ini mengaku, turunnya persentase kemiskinan tidak signifikan, tapi progresnya lebih baik dari periode sebelumnya.
Menurutnya, itu merupakan capaian kerja keras dari pemerintah, dalam hal ini melalui program perlindungan sosial terhadap masyarakat miskin sehingga bisa terjadi penurunan angka kemiskinan di periode Maret 2024.
Meskipun persentase penduduk miskin (PO) mengalami penurunan, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami peningkatan yaitu dari 2.27 poin pada Maret 2023 menjadi 2,34 poin pada Maret 2024.
“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun persentase jumlah penduduk miskin berkurang, namun rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin jauh dari batas garis kemiskinan, ” ujar Herthy.
Dimana, sejalan dengan persentase penduduk miskin (P0) mengalami penurunan, indeks keparahan kemiskinan (P2) tahun 2025 juga mengalami penurunan sebesar 0,05 dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 0,51 poin pada Maret 2023 menjadi 0,46 poin pada Maret 2024.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persebaran rata-rata pengeluaran penduduk miskin lebih baik dari tahun sebelumya.
Ia menuturkan, dengan adanya peningkatan penerimaan program perlindungan sosial dan komoditas pertanian mengalami peningkatan produksi, sehingga mendorong daya beli dan mereka bisa terangkat dari garis kemiskinan.