IMBCNews, Istanbul | Pimpinan Turki Tayyip Erdogan, ditemani sang istri Emine Erdogan, menyambut pendukungnya di kantor pusat Partai AK di Ankara pada Ahad kemarin setalah menyakssikan kemenangan dalam Pemilihan Presiden putaran kedua dengan raihan lebih dari 52 persen suara pemilih.
Dengan demikian, Muslim Turkey sampai saat ini masih dapat mengguli kelompok nasionalis sekuler yang ingin mengembalikan Masjid Hagasofia menjadi museum. Saat ini, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan berusia 60 tahun namun masih tampak bugar dan bertaji dalam memenangkan kursi kepresidenan Turki di putaran kedua dengan raihan suara mencapai di atas 52 persen suara, saat penghitungan suara hampir selesai.
Dengan 75,42 persen suara yang telah dihitung, Erdogan memimpin dalam pemilihan limpasan dengan 53,41 persen. Sementara kandidat oposisi Kemal Kilicdaroglu memperoleh 46,59 persen, menurut Ahmet Yener, ketua Dewan Pemilihan Umum (YSK).
Pada pemilu putaran pertama 14 Mei 2023 lalu, tidak ada kandidat yang meraih 50 persen suara pada putaran pertama, sehingga diputuskan pemilihan putaran kedua untuk memilih presiden, meski pun Erdogan memimpin dengan 49,52 persen suara. Pada tanggal tersebut, aliansi partai yang mendukung Erdogan juga memenangkan kursi mayoritas di parlemen.
Dengan kemenangannya sekarang yang sudah dipastikan, Erdogan, seorang Muslim yang shaleh, menuju ke Masjid Sultan Eyup yang bersejarah di Istanbul untuk berdoa.
Dia kemudian diperkirakan akan terbang ke Kota Ankara untuk pidato kemenangannya, kata laporan televisi setempat. Rakyat Turki memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden pertama Ahad dengan Tayyip Erdogan diperkirakan menang dan memenuhi mimpinya yang dia sebut suatu “Turki baru” dan apa yang para lawan politiknya katakan negara akan makin dipimpin secara otoriter.
Jika menang, Erdogan akan tercatat dalam sejarah Turki setelah lebih satu dekade sebagai perdana menteri. Di bawah kepimpinannya Turki telah menjadi kekuatan ekonomi regional, mengarungi pemerintahan dengan dukungan konservatif keagamaan, mentransformasi republik sekuler yang didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk pada 1923.
Tetapi para pengritiknya memperingatkan bahwa seorang Presiden Erdogan dengan dasar politik Islam dan intoleran terhadap mereka yang berbeda pandangan, akan mendorong anggota NATO dan calon anggota Uni Eropa itu lebih menjauh dari cita-cita sekuler Ataturk. Erdogan telah melancarkan proses perdamaian dengan para militan PKK Kurdi untuk mengakhiri konflik yang telah membunuh 40.000 orang dalam 30 tahun.
Tempat-tempat pemungutan suara pada Pilpres Turki 2023 buka pukul 8.00 waktu setempat dengan 53 juta orang Turki yang berhak memberikan suara. Pemungutan suara berakhir pukul 17.00 waktu setempat. (imbcnews/ant/diolah)