IMBCNEWS – Jakarta – Diketahui kasus uang palsu pertama kali diungkap pada Rabu (18/12/24). Esoknya pada Kamis (19/12/24) kepolisian menggerebek gedung perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan dan menemukan ratusan lembar uang palsu dengan total mencapai Rp 446,7 juta.dan sejumlah alat-alat produksi. Sindikat pencetakan uang palsu tersebut dipimpin kepala perpustakaan Andi Ibrahim, yang menurut pengakuannya hanya mencetak pecahan uang Rp100 ribu, karena biaya produksi untuk mencetak uang palsu tersebut hanya mencapai Rp 56 ribu per lembar.
Sampai dengan saat ini kasus uang palsu di kampus UIN masih ramai diperbincangkan, karena kasus ini masih menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan. Peredaran uang palsu disebut sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir, dan beberapa kali didapati oleh sejumlah pedagang di Pasar Sentral Sungguminasa Gowa.
Kabar terbaru, tersangka kasus uang palsu di kampus UIN bertambah menjadi 19 tersangka dan telah ditangkap. Sementara masih ada dua orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) alias buron. Tersangka yang paling baru adalah pengusaha sekaligus politisi, Annar Salahuddin Sampetoding alias ASS yang merupakan saksi kunci dan diduga sebagai donatur, saat akan ditahan, ASS sakit.
“Jadi dua hari kemarin untuk saudara inisial ASS sudah hadir memenuhi panggilan tadi malam kita sudah tingkatkan statusnya sebagai tersangka dan pada saat kita melakukan penahanan ternyata kesehatan yang bersangkutan drop,” kata Kapolres Gowa AKBP Reonald Truly Sohumuntal Simanjuntak, Minggu (29/12/2024).
Sebelumnya Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pihaknya tidak memberikan toleransi oknum pegawai Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang terlibat dalam kasus uang palsu.
“Saya tegaskan kepada Rektor jangan tedeng aling-aling. Pokoknya siapa pun yang terlibat di (kasus) uang palsu itu, yang mencoreng nama baik institusi terhormat kita, selesaikan secara hukum dan beri hukuman seberat-beratnya,” tegas Menag beberapa hari yang lalu, (Jumat, 27/12/24).
Bagi Nasaruddin keterlibatan oknum tersebut telah mencoreng institusi UIN Alauddin Makassar, Kemenag, dan merugikan bangsa Indonesia.
“Bagi saya itu mencemarkan nama almamater termasuk almamater saya sebetulnya ya. Jadi saya minta tindak tegas,” ungkap Nasaruddin.
“Alhamdulillah Rektor kita ini sangat proaktif juga ya. Melakukan tindakan yang sangat tegas, yang tepat, langsung dikeluarkan, dipecat dengan tidak hormat,” imbuhnya.
Nasaruddin juga berkomitmen untuk turut serta membersihkan tindakan pemalsuan uang tersebut hingga ke akar-akarnya. “Kita bersihkan seluruh akar-akarnya. Saya minta berkolaborasi dengan polisi, pihak-pihak berwajib untuk membersihkan seluruh akar-akarnya. Bukan hanya di kampus, tapi juga di Sulawesi Selatan dan seluruh Indonesia,” kata Menag.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak terlibat dalam tindak pidana pemalsuan uang. “Jangan ada yang mencoba-coba untuk melakukan penggandaan uang palsu, sebab polisi kita sangat canggih sekarang. Tidak bakalan tidak ditangkap dan itu gampang dideteksi,” pungkas Menag. (*)
imbcnews/kemenagri