IMBCNews, Lisbon | Perdana Menteri (PM) Portugal Antonio Costa mengundurkan diri beberapa jam setelah kepala stafnya ditahan karena diduga terlibat dalam korupsi proyek hidrogen dan tambang litium. Pengunduran diri PM Portugal itu berlangsung pada Selasa (7/11).
Menurut Kejaksaan Portugal sebagaimana dilansir Reuter, Costa menjadi target dalam penyelidikan terpisah. Dia mengumumkan pengunduran dirinya di televisi setelah bertemu Presiden Marcelo Rebelo de Sousa.
Costa mengatakan seorang perdana menteri harus memiliki integritas dan berkelakuan baik, serta tidak boleh terlibat dalam kejahatan apa pun. Dia juga mengatakan kalau dirinya tidak akan mencalonkan diri sebagai PM untuk keempat kalinya.
Setelah Costa mundur, Presiden de Sousa akan memutuskan apakah akan menyerahkan pembentukan kabinet baru kepada Partai Sosialis, atau membubarkan parlemen dan menggelar pemilu.
Costa berasal dari Partai Sosialis yang menguasai mayoritas suara di parlemen.
Parlemen rencananya akan menggelar pemungutan suara bagi rancangan anggaran 2024 pada akhir November.
Costa akan tetap memegang jabatan hingga presiden mengeluarkan keputusan.
Partai-partai politik pada Rabu dipanggil oleh de Sousa untuk melakukan konsultasi. Dia juga akan memanggil badan konsultatif, Dewan Negara, pada Kamis.
Kasus tersebut menjadi skandal terbaru yang dihadapi pemerintahan Costa sejak kontroversi seputar maskapai penerbangan pelat merah TAP pada Januari.
Saat itu, partai-partai oposisi menuntut pengunduran dirinya.
Harga saham-saham Portugal turun tiga persen menyusul pengunduran diri Costa.
Pernyataan dari kejaksaan pada Selasa menyebutkan bahwa lima orang telah ditahan dalam penyelidikan, termasuk Vitor Escaria, kepala staf Costa, dan seorang konsultan bisnis.
Disebutkan pula bahwa Menteri Infrastruktur Joao Galamba dan ketua badan lingkungan APA, Nuno Lacasta, resmi menjadi tersangka dan akan disidangkan.
Kementerian infrastruktur dan APA belum memberikan tanggapan.
Kejaksaan mengatakan para tersangka diduga menggunakan nama dan wewenang Costa untuk “membuka kunci” prosedur konsesi bisnis.
Mahkamah Agung akan memeriksa kemungkinan Costa berperan dalam pemberian konsesi tersebut.
Lebih dari 40 penggeledahan dilakukan pada Selasa di sejumlah gedung pemerintah, termasuk kantor Escaria dan kementerian infrastruktur dan kementerian lingkungan, kata kejaksaan.
Costa mengatakan dirinya “siap bekerja sama sepenuhnya” dengan peradilan.
Kejaksaan Portugal tengah menyelidiki dugaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang dalam konsesi eksplorasi litium di Portugal utara, proyek pembangkit hidrogen di pelabuhan Sines dan pusat data. (Sumber: Reuters/Dikutip via Antara)