IMBCNEWS Jakarta | Pengadilan Federasi Rusia menggagalkan calon Presiden Rusia dari perempuan Yekaterina Duntsova, hanya soal typo, dan titik koma dalam penulisan.
Seorang politisi Rusia yang menyerukan perdamaian di Ukraina, pada Rabu, kalah dalam bandingnya terhadap penolakan pejabat pemilu untuk menerima pencalonannya dalam pemilihan presiden negara tersebut.
Mantan legislator regional Yekaterina Duntsova telah mempromosikan visinya tentang Rusia yang “manusiawi” “yang siap bekerja sama dengan semua orang berdasarkan prinsip rasa hormat”.
“Sampai hari ini, saya tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden Federasi Rusia, tapi saya yakin kita tidak boleh menyerah dan berhenti dalam situasi apapun. Gerakan yang sudah bangkit harus diteruskan,” kata dia di depan gedung pengadilan.
Pada akhir pekan, Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia menolak untuk menerima pencalonan awal dari sekelompok pendukungnya, dengan alasan kesalahan dalam dokumen, termasuk ejaan.
Pada Rabu, Mahkamah Agung menolak permohonan banding yang diajukan oleh Duntsova terhadap keputusan komisi tersebut. Setelah kalah dalam banding, Duntsova mengatakan dia akan mulai bekerja untuk membentuk partai politiknya sendiri, yang akan memperjuangkan “perdamaian, kebebasan dan demokrasi”.
Duntsova telah meminta para pemimpin partai politik liberal Yabloko, untuk mencalonkannya sebagai kandidat. Namun pendiri partai tersebut, Grigory Yavlinsky, tidak menyambut gagasan tersebut.
Partai Civic Initiative, yang tidak terwakili di Duma, mendukung pencalonan kandidat independen Boris Nadezhdin. Dia telah berbicara menentang tindakan Rusia di Ukraina.
Duntsova mendesak para pendukungnya untuk membantu Nadezhdin mengumpulkan tanda tangan agar lolos dalam perebutan posisi ini. Presiden Vladimir Putin mencalonkan diri sebagai calon independen dan hampir pasti menang.
Markas besar kampanyenya, cabang-cabang partai berkuasa Rusia Bersatu, dan koalisi politik yang disebut Front Rakyat mengumpulkan tanda tangan untuk mendukung pencalonannya.
Berdasarkan undang-undang Rusia, kandidat independen harus dicalonkan oleh setidaknya 500 pendukung, dan juga harus mengumpulkan setidaknya 300 ribu tanda tangan dari 40 wilayah atau lebih.
imbcnews/voa/diolah/