IMBCNEWS Jakarta | Hamas telah menjadi fokus dari serangan Israel yang tiada henti di Gaza. Namun dengan kondisi keuangan yang tangguh dan sumber yang beragam, Hamas diperkirakan akan memiliki dana perang yang cukup ketika konflik dengan Israel tersebut menjadi berkepanjangan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertekad untuk memusnahkan Hamas yang merupakan dalang di balik serangan 7 Oktober, serangan yang paling mematikan dalam sejarah negara itu, dilanir Voa A – Ind pada Selasa.
Pasukan bersenjata itu membunuh 1.139 orang – sebagian besar warga sipil – menurut Israel, dan menyandera sekitar 250 orang kembali ke Gaza, di mana 129 orang di antaranya diyakini masih ditahan.
Namun ketika Israel mengejar tujuan militernya, upaya untuk melemahkan aliran pendapatan Hamas juga akan menjadi tugas yang berat.
“Hamas solid secara finansial,” kata Jessica Davis, presiden kelompok Insight Threat Intelligence asal Kanada, kepada AFP.
“Dalam dekade terakhir, atau bahkan lebih lama lagi, mereka telah menciptakan jaringan keuangan yang tangguh,” katanya. Davis menjelaskan bahwa Hamas telah menanamkan investasi dan memiliki sumber pendapatan di banyak negara tanpa mengalami gangguan.
Sumber-sumber tersebut mencakup “usaha kecil dan real estate” di negara-negara seperti Turki, Sudan dan Aljazair, tambahnya, seraya menambkan Hamas juga bergantung pada jaringan donasi informal.
Menurut Yitzhak Gal, seorang pakar Israel dalam ekonomi Palestina, Hamas menjadi “sangat baik dalam mengembangkan dan mengoperasikan sistem penukaran uang yang sangat kompleks.” Ia menjelaskan bahwa pertukaran tersebut dijalankan melalui Turki, Uni Emirat Arab, Eropa, dan Amerika Serikat (AS).
Jumlah pendonor belum tentu berkurang sejak 7 Oktober.
“Meskipun melakukan kekejaman, Hamas tampaknya mendapatkan dukungan dari segmen populasi tertentu secara internasional sebagai pelopor perlawanan,” jelas Lucas Webber, salah satu pendiri situs spesialis Militant Wire.
Perkiraan menyebutkan kontribusi tahunan Iran kepada Hamas mencapai antara $70 juta dan $100 juta. Dan kontribusi tersebut diberikan melalui beragam sumber yang mencakup pembayaran dalam mata uang kripto, uang tunai dan transfer melalui bank asing dan sistem informal “hawala.”
Menurut Gal, bantuan Iran dalam bentuk peralatan militer diselundupkan pada tahun-tahun lalu dari Mesir melalui terowongan yang digali antara Gaza dan Gurun Sinai, yang kini ditutup.
Menyusul kemenangan Hamas dalam Pemilu 2006, dan perebutan kekuasaan pada tahun berikutnya setelah bentrokan dengan saingannya, perbedaan antara uang yang diperuntukkan bagi 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut dan keuangan Hamas menjadi kabur.
“Apa pun yang masuk akan masuk ke Hamas dan mereka memutuskan siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati,” kata Gal.
Dari anggaran Jalur Gaza sebesar $2,5 miliar, $1,1 miliar berasal dari Otoritas Palestina, dengan persetujuan Israel, kata Gal, yang merupakan spesialis di lembaga kajian Mitvim.
Qatar membayar gaji pegawai negeri, seperti dokter dan guru, dan memberikan $100 per bulan kepada 100.000 keluarga termiskin di wilayah tersebut – dengan total pembayaran sebesar $1,49 miliar antara 2012 dan 2021, menurut Doha
Namun sumber lain juga menyebutkan, serangan Israel, juga memporak porandakan bangunan gedung-gedung di Gaza, membunuh lebih dari 17 ribu warga sipil, oran tua dan anak-anak termasuk kalangan pers dan relawan internasional, dan adanya dukungan persenjataan dan politik dari AS dan Uni Eropa.
imbcnews/diolah/