IMBCNEWS Jakarta Perang saudara yang terjadi di Sudan antara pemimpin angkatan bersenjata Sudan Jenderal Abdel Fattah Burhan melawan jenderal Mohammed Hamdan Dagalo pemimpin kelompok paramiliter yang tumbuh dari milisi Janjaweed tampak akan berlangsung lama serta akan berlarut-larut seperti perang saudara di Syria, karena para pemimpin dari kedua belah pihak sekarang sedang berusaha untuk menjadi pemimpin dan penentu bagi masa depan Sudan.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr. Anwar Abbas Senin di Jakarta mengatakan, usaha untuk bisa mencarikan titik temu bagi mempersatukan mereka jelas tidak mudah karena masing-masing fihak tentu sudah berkesimpulan jika mereka kalah atau mengalah maka tentu tidak mustahil mereka akan dihabisi oleh pihak yang menang.
Oleh karenanya, semua pihak termasuk lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) harus segera berperan aktif untuk berusaha mendamaikan konflik dari dua kelompok anak bangsa di Sudan itu, karena kasus perang saudara ini rasa-rasanya akan berlarut-larut apalagi masing-masing dari kedua belah pihak sama-sama memiliki puluhan ribu pejuang.
“Sudan itu negara yang dianugrahi banyak tambang dan meniral, namun miskin pemimpin dari kelompok orang-orang yang arif dan bijak dalam mengelola negara,” katanya seraya menambahkan, pihak asing punya kepentingan kelola kekayaan mineral, dan sumber daya lain yang dapat mereka pergunakan membangun ekonominya di negaranya.
Dikatakan, sudah bisa diperkirakan akibat ambisi dari masing-masing pemimpin dari kedua belah pihak negara Sudan yang selama ini dikenal bersatu jelas akan hancur dan rakyatnya tentu jelas akan sangat menderita. Untuk itu MUI menghimbau OKI dan PBB agar secepatnya bisa menghentikan perang saudara ini agar sudan kembali bersatu dan rakyatnya bisa kembali hidup dengan aman, tentram, damai, sejahtera dan bahagia.
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera menghentikan perang saudara di Sudan.
“MUI menghimbau OKI dan PBB agar secepatnya bisa menghentikan perang saudara ini agar Sudan kembali bersatu dan rakyatnya bisa kembali hidup dengan aman, tentram, damai, sejahtera dan bahagia. Semoga,” ujar Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas.
Ssbelumnya, pasukan paramiliter RSF menyerbu sejumlah situs strategis dan pemerintah di Ibu Kota Khartoum, hingga menduduki Istana Kepresidenan dan bandara internasional pada 15 April lalu. Penyerbuan RSF ini pun memicu pertempuran dengan militer Sudan.
***imbcnews/