IMBCNEWS – Jakarta – Absennya Presiden Xi Jinping pada peringatan 50 tahun hubungan diplomatik China dan Uni Eropa (UE), yang digelar di Brussels, Belgia, 20-21 Maret 2025 mendatang diduga menunjukkan indikasi merenggangnya relasi kedua kekuatan ekonomi global itu.
Sebagai gantinya, menurut laporan harian the Independent, Beiijing mengirim PM Li Qiang untuk bertemu dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Secara tradisional, KTT UE-China yang digelar di Brussels, dihadiri oleh PM China, sementara Presiden China menjadi tuan rumah jika pertemuan diadakan di Beijing.
Namun, pada KTT kali ini, UE menginginkan kehadiran Xi Jinping secara langsung sebagai bentuk simbolis dari hubungan yang lebih erat sehingga absennya Xi meningkatkan ketegangan antara UE dan China sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
UE menuduh China, secara tidak langsung mendukung Kremlin, baik melalui perdagangan maupun kebijakan luar negerinya yang enggan mengecam agresi Rusia Rusia.
Hubungan ekonomi antara kedua belah pihak juga memburuk akibat kebijakan perdagangan yang saling berseberangan.
UE ingin mengurangi ketergantungan ekonominya pada China dengan memberlakukan tarif tambahan terhadap impor kendaraan listrik buatan negara itu.
Sebagai respons, China mengajukan keluhan resmi ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), menuduh bahwa tindakan UE bertentangan dengan aturan WTO.
China juga menanggapi hal tersebut dengan menaikkan hambatan pasar untuk beberapa produk UE, seperti minuman keras Brandy.
Terkait laporan tersebut, baik jubir Kemlu China mau pun pejabat UE belum memberikan komentar resmi.
Pada 2024 tercatat neraca perdagangan Uni Eropa dan Tiongkok mencapai defisit lebih dari 404 miliar euro. UE mengimpor 517,8 miliar euro produk China, sebaliknya mengekspor 213,3 milar euro.
China merupakan mitra terbesar impor barang UE dan mitra terbesar ketiga ekspor pada 2024, sementara neraca perdagangan China akan mencapai 84 miliar dollar AS pada akhir kuartal pertama 2025 dan diproyeksikan mencapai 101 miliar dollar Aspada 2026 dan 89 miliar dollar AS paa 2027.
Secara politik, China berseberangan dengan UE, namun secara ekonomi, walau dibayangi perang dagang, hubungan keuanya terjalin baik karena saling menguntungkan. (imbcnews/Theo/sumber diolah; Independent)