HARI ini, Selasa (22/4) para kardinal berkumpul di Vatikan untuk menentukan hari pemakaman Paus Fransiskus, yang menjadi bagian proses pemilihan Paus atau pemimpin baru Gereja Katolik dalam tiga pekan ke depan.
Paus Fransiskus, pemimpin spiritual bagi 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, wafat di kediamannya di (wisma) Domus Sanctae Marthae, Vatikan pada usia 88 tahun, Senin (21/4). Ada sembilan kardinal berusia di bawah 80 tahun (sesuai persyaratan) yang akan dipilih untuk menggantikannya.
Dikutip dari kantor berita AFP, sebelumnya Paus telah sembuh dari pneumonia ganda yang membuatnya dirawat di RS Gemelli selama lima minggu.
Berbagai penghormatan datang dari seluruh dunia untuk Paus Fransiskus, yang dikenal sebagai seorang reformis liberal. Ia menjabat sebagai paus setelah pengunduran diri Paus, theolog asal Jerman Benediktus XVI pada 2013. Argentina, negara asal Paus Fransiskus telah mempersiapkan masa berkabung nasional selama seminggu.
Bahkan India, negara berpenduduk terbanyak di dunia (1,45 miliar jiwa) yang mayoritas memeluk Hindu (94 persen), memulai masa berkabung kenegaraan selama tiga hari, Selasa, sebagai suatu penghormatan yang jarang dilakukan terhadap pemimpin agama lain.
Para kepala negara dan bangsawan diperkirakan akan hadir dalam pemakaman Paus yang akan dilaksanakan di Basilika Santo Petrus. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi pemimpin pertama yang mengumumkan kehadirannya.
“Beliau adalah orang baik, ia bekerja keras dan mencintai dunia,” ujar Trump, meskipun Paus sering mengkritik kebijakan deportasi migran yang diusung pemerintahan AS.
Pemakaman Paus Fransiskus direncanakan akan dilaksanakan antara hari keempat hingga keenam setelah wafatnya, sesuai dengan ketentuan dalam Konstitusi Apostolik. Oleh karena itu, pemakaman kemungkinan akan berlangsung antara Jumat hingga Minggu mendatang.
Detail pelaksanaan pemakaman akan diputuskan oleh para kardinal, yang akan mengadakan “kongregasi umum” pertama pada pukul 09.00 waktu Vatikan.
Kardinal di bawah 80 tahun
Meskipun para kardinal dari segala usia diundang, hanya mereka yang berusia di bawah 80 tahun yang memenuhi syarat untuk memilih Paus baru dalam konklaf.
Menurut ketentuan, konklaf untuk memilih paus baru harus dimulai dalam rentang waktu antara 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus.
Jenazah Paus Fransiskus dipindahkan ke Kapel Santa Marta pada malam Senin, dan wisma kediaman saat hayatnya secara resmi disegel, demikian pernyataan Vatikan. Selanjutnya Jenazah Paus diperkirakan akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus pada Rabu untuk disemayamkan, lalu dimakamkan di pemakaman sederhana di Basilika Santa Maggiore.
Paus Fransiskus, yang dikenal dengan gaya hidup sederhana dan menolak kemewahan yang biasa dimiliki oleh para pendahulunya, telah memilih nisan sederhana, hanya bertuliskan namanya dalam bahasa Latin: Franciscus.
Ia menjadi paus pertama dalam lebih dari satu abad yang dimakamkan di luar Vatikan. Menurut surat keterangan kematiannya yang dikeluarkan oleh Tata Suci Vatikan.
Penyebab kematian
Paus Fransiskus meninggal dunia akibat stroke yang menyebabkan koma dan gagal jantung yang tidak dapat disembuhkan.
Meskipun sebelumnya telah dipulangkan dari Rumah Sakit Gemelli di Roma pada 23 Maret dan diminta untuk beristirahat, Paus Fransiskus tetap tampil di berbagai acara publik dalam beberapa hari terakhir.
Vatikan secara resmi mengumumkan penyebab wafatnya Paus Fransiskus yang terjadi pada Senin (21/4) pagi waktu setempat.
Dalam sertifikat kematian yang dirilis Senin malam, disebutkan bahwa pemimpin Gereja Katolik tersebut meninggal akibat stroke yang menyebabkan koma dan gagal jantung yang tidak dapat dipulihkan.
Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 07.35 pagi waktu Vatikan di kediamannya, Santa Marta, pada usia 88 tahun.
Menurut keterangan dalam dokumen medis resmi, Paus mengalami stroke otak, koma, dan kolaps sirkulasi jantung yang tidak dapat dipulihkan. Kondisi ini merupakan lanjutan dari masalah kesehatan serius yang dideritanya selama beberapa waktu terakhir.
Sebelumnya, Paus sempat dirawat selama lebih dari lima minggu di rumah sakit karena pneumonia ganda dan hampir meninggal akibat kegagalan pernapasan akut.
Selain stroke dan pneumonia, disebutkan dalam sertifikat kematian, Paus Fransiskus menderita beberapa penyakit kronis yang belum pernah diumumkan secara terbuka sebelumnya.
Penyakit-penyakit tersebut antara lain tekanan darah tinggi (hipertensi arteri), bronkiektasis (kerusakan saluran udara di paru-paru), dan diabetes tipe 2.
Meski dalam kondisi kesehatan yang menurun drastis, Paus Fransiskus tetap menjalankan tugasnya hingga saat-saat terakhir. Sehari sebelum wafat, ia sempat tampil di hadapan ribuan umat dalam perayaan Minggu Paskah di Lapangan Santo Petrus.
Wafatnya Paus Fransiskus menjadi kehilangan besar bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Sembilan kandidat Paus
Berikut adalah sembilan kandidatpaus baru yang dipertimbangkan yang dilaporkan Reuters pada Selasa (22/4).
1.Jean-Marc Aveline, Uskup Agung Marseille, Perancis (66 tahun) yang dikenal sebagai Yohanes XXIV di sejumlah kalangan Katolik, berkarakter sederhana dan humoris, dengan kedekatan ideologis dengan Paus Fransiskus.
Sebagai seorang intelektual dengan gelar doktor dalam theologi, ia juga dikenal aktif dalam isu imigrasi dan hubungan antaragama, terutama dengan dunia Muslim.
2.Kardinal Peter Erdo, Hongaria (72 tahun). Erdo, yang menjembatani antara kubu konservatif dan progresif dalam Gereja, sering disebut sebagai kandidat kompromi. Ia dipandang sebagai pelopor gerakan Evangelisasi Baru yang bertujuan menghidupkan kembali iman Katolik di negara-negara maju.
3.Kardinal Mario Grech, Sekretaris Jenderal Sinode Uskup, Malta (68 tahun) awalnya dianggap konservatif. Grech kini menjadi pendukung reformasi Paus Fransiskus dan sebagai sekretaris jenderal Sinode Uskup, dikenal sebagai pembawa obor perubahan dalam Gereja.
4. Kardinal Juan Jose Omella, Uskup Agung Barcelona, Spanyol (79 tahun) dikenal sebagai figur yang dekat dengan Paus Fransiskus. Sikap sederhana dan perhatiannya pada keadilan sosial, dan sering berbicara tentang pentingnya perhatian pada kaum miskin, mencerminkan visi inklusif Fransiskus.
5. Kardinal Pietro Parolin, Italia (70 tahun) . Sebagai diplomat Vatikan yang berpengalaman, Parolin dipandang sebagai kandidat kompromi antara kaum progresif dan konservatif.Ia menjabat sebagai sekretaris negara sejak 2013, sebuah posisi yang setara dengan perdana menteri.
6. Kardinal Luis Antonio Gokim Tagle, Filipina (67 tahun) yang dijuluki “Fransiskus Asia”, adalah kandidat kuat untuk menjadi paus pertama dari Asia. Komitmennya terhadap keadilan sosial dan pelayanan pastoral yang mendalam menjadikannya pilihan populer di kalangan banyak pihak.
7. Kardinal Joseph Tobin, Uskup Agung Newark, Amerika Serikat (72 tahun).
Meskipun paus asal Amerika Serikat belum pernah terpilih, Tobin menjadi kandidat yang paling sering dibicarakan jika para kardinal memilih untuk memilih Paus dari luar Eropa. Tobin memiliki pengalaman internasional dan kemampuan berbahasa yang luas.
8. Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson, Ghana (76 tahun) Turkson adalah kandidat kuat untuk menjadi paus pertama dari Afrika sub-Sahara. Dengan latar belakang pastoral yang panjang dan pengalaman memimpin berbagai kantor Vatikan, ia memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik.
9. Mateo Maria Zuppi, Uskup Agung Bologna, Italia (69 tahun) dikenal sebagai “Bergoglio Italia” karena kedekatannya dengan Paus Fransiskus, menjadi kandidat kuat untuk menjadi Paus Italia pertama sejak 1978. Ia memiliki pemahaman mendalam tentang visi Paus Fransiskus, terutama dalam hal pastoral dan inklusivitas.
Para kardinal , meskipun belum ada yang pasti, akan menjadi perhatian utama dalam konklaf yang akan datang untuk menentukan siapa yang akan menggantikan Paus Fransiskus di takhta kepausan.
Sehari sebelum wafat, ia sempat tampil di hadapan ribuan umat dalam perayaan Minggu Paskah di Lapangan Santo Petrus.
Requiescat In Pace, il Papa, Beristirahatlah Dalam Damai Paus Fransiskus! (imbcnews/Theo/sumber diolah:AFP/Reuters/ns)