IMBC NEWS, Karawang | Viral di grup medsos soal wisata religi Maqom Syekh Quro Karawang yang dinilai termahal dibandingkan tempat ziarah Wali Songo lainnya. Pengelola Maqom telah menyatakan normal dan sesuai Perdes, namum pimpinan rombongan merasa diperas sehingga mengirim ke akun WA Lapor Pak Kapolres, antara lain tertulis: “Ziarah Wali Songo, ternyata yang paling mahal di Syekh Quro Karawang sampai Rp400ribu.”
Camat Lemahabang Sri Rejeki, S.STP, MM mengaku tentang adanya kabar viral tersebut. Namun menurutnya hanya salah memahami saja.
“Cuman salah pengertian. Ternyata ada Perdes, Ketika saya coba klarifikasi ke Kades Pulokalapa Bu Popon. Ada tiket perorangannya, terus ada tarif parkir. Karena memang diminta hitung total ya menjadi besar angkanya,” ungkap Sri Rejeki kepada awak media IMBCNews, Senin (16/1/2023) di ruang kerjanya.
Menurut Kades Pulokalapa, sebut Sri Rejeki, tiket masuk per orang Rp6.000, dan parkir bus Rp25.000. “Kalau mobil kecil itu tarip parkirnya dua puluh ribu, sepeda motor tiga ribu,” katanya.
Kepala Seksi Kepemerintahan Desa Pulokelapa Amud Amo mengaku kaget juga secara tiba-tiba pihak desa harus mengikuti mediasi yang dipimpin Kepala Kepolisian Sektor Lemahabang.
“Rupanya ada respon dari Kapolres, WA yang dikirim koordinator rombongan ke akun Lapor Pak Polres. Tapi semua berjalan baik, koordinator rombongan juga sudah diberi pengertian bahwa yang berlaku dalam wisata religi Maqom Syekh Quro ada dasar hukumnya,” ungkap Amud Amo saat dikonfirmasi di kantornya, Senin (16/1).
Mengenai Perdes Pulokalapa berkait wisata religi itu, sebut Amud, tertuang pada Perdes Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pungutan Desa Pulokalapa.
“Untuk cantolan hukum di atas perdes ini adalah Perda Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Parkir, Perda Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Retribusi, Perda Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Pariwisata. Jadi konsideran perdesnya ya sebenarnya komplet, hanya karena mungkin mereka dari luar Karawang, jadi belum tau,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, setelah dilakukan mediasi, pihak rombongan Peziarah Wali Songo akhirnya membayar Rp350.000.- “Yaudah, diterma sama pengelola,” sebut Amud.
Seraya ia mengatakan, pernah terjadi juga di rombongan lain saat itu satu bus masuk. “Karena mereka terbuka, sudah ziarah dari tempat lain dan paling akhir di Maqom Syekh Quro, jadi uangnya tinggal 200 ribu, setelah pengelola di sini berembuq akhirnya kita terima juga tuh dua ratus ribu, padahal ada 50an orang,” ucap Amud mengisahkan kejadian sebelumnya.
Ketua Persatuan Anggota Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (PA BPD SI) Kabupaten Karawang H Suhara Iskandar, S.Pd.I, mengatakan, kejadian berkaitan kabar viral seperti kemarin itu jangan sampai terulang. Ia berharap, agar ke depan terbangun image yang baik dan pengunjung ke Maqom Syekh Quro hendaknya meperoleh informasi yang jelas lebih dulu.
“Pada prinsipnya, semua pihak perlu meningkatkan kehati-hatian. Jangan sampai muncul image negatif terhadap tempat wisata religi. Mari tinggalkan image buruk dengan meningkatkan tranparansi serta belajar dari masa lalu. Jika perlu, Desa Pulokalapa adakan studi banding ke desa yang punya wisata desa sudah bagus pengelolaannya,” ajaknya Suhara yang dihubungi melalui selular, Senin (16/1/2023) sore.
Ia mengemukakan, jangan sampai ketidak tahuan peziara menjadikan image buruk bagi warga Jawa Barat dan khususnya Karawang. “Peziarah di Maqom Syekh Quro bukan hanya dari Jawa Barat namun juga datang dari seluruh tanah air. Jika belajar dari peristiwa kemarin, semua sebetulnya perlu transparan termasuk persoalan tarif per-orangan mau pun parkir dan lain sebagainya,” sebutnya.
Lebih lanjut Suhara mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung desa yang sudah memiliki PADes yang berasal dari potensi ekonomi daerah desanya. “Pentingnya PADes adalah dapat menggali sumber dana asli desa bagi upaya pembangunan fasilitas desa yang belum terbiayai dari sumber dana pemerintah pusat dan daerah,” pungkas dia. (edi s/asy/IMBCNews)