IMBCNEWS – Jakarta – Pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meraih kepuasan publik cukup tinggi (80,9 persen) walau yang tidak puas juga cukup banyak (19,1 persen).
Bisa diduga, yang puas tentu saja rakyat kelas bawah yang menikmati sejumlah layanan baru yang cukup mengena, terutama program pemberian makanan bergizi gratis (MBG) yang pada awal diberikan pada tiga juta murid PAUD sampai SMA di 26 povinsi yang sudah dimulai sejak Januari lalu.
Untuk selanjutnya, milai tahun depan (2025) MBG akan mencakup layanan bagi 15 sampa 17,5 juta jiwa yang kegiatannya melibatkan UMKM dengan dana APBN sekitar Rp71 triliun.
Berbagai paket bantuan juga sedang disiapkan oleh pemerintah Prabowo-Gibran seperti sekolah untuk rakyat miskin, bantuan sosial dan pendidikan, pemeriksaan kesehatan gratis bagi kelompok rentan dan pemberian subsidi serta pembebasan pajak.
Sebaliknya, yang tidak puas (19,1 persen) yang merasa kesulitan mendapatkan pekerjaan, terus naiknya harga-harga terutama sembako dan pembagian bansos yang tidak tepat sasaran.
Di antara yang tidak puas adalah golongan menengah atas yang a.l. mencemaskan masalah penegakan hukum, ketidaktegasan pemerintah dalam pemberantasan korupsi serta ketidakmampuan pemerintah mengatasi kenaikan harga-harga.
Ragam reaksi
Berbagai reaksi dilontarkan oleh para elite,politisi dan pengamat mengenai hasil survei Litbang Kompas tentang 100 hari capaian pemerintah Prabowo-Gibran.
Ketum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan apresiasi terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menurut versi Litbang Kompas, tingkat kepuasannya mencapai 80,9%.
Surya Paloh menyoroti keberhasilan pemerintah dalam menjaga tingkat kepuasan publik yang cukup tinggi. ‘Mudah-mudahan ini momentum yang harus tetap terjaga,” ujarnya di ruang kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/1).
Namun Paloh mengingatkan penilaian terhadap kinerja pemerintah sebaiknya dilakukan setelah satu tahun masa kerja, mengingat target besar seperti swasembada pangan, energi, dan hilirisasi memerlukan waktu dan upaya yang signifikan.
“Target-target itu tidak ringan, memerlukan seluruh effort untuk keberhasilan yang nantinya dicatat sejarah,” ujarnya.
Paloh juga menekankan pentingnya stabilitas di berbagai aspek, termasuk barometer ekonomi dan politik agar pembangunan berjalan lancar.
Ia berharap program-program pemerintah yang sudah baik dapat diimplementasikan dengan tepat untuk menghindari deviasi dari rencana awal.
Survei Litbang Kompas yang digelar pada 4-10 Januari 2025 mencatat tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Prabowo Subianto 80,9% dan tingkat keyakinan 89,4%.
Untuk empat bidang yang disurvei, angka kepuasan masyarakat berada di atas 70% . Perinciannya, bidang hukum 72,1%, ekonomi 74,5%, keamanan dan politik, 85,8%, dan kesejahteraan sosial 83,7%.
Surya Paloh optimistis terhadap arah pemerintahan Prabowo Subianto dan berharap stabilitas serta implementasi program tetap terjaga.
Dengan tingkat kepuasan publik yang tinggi, pemerintahan ini diharapkan mampu mencapai target-target besar yang telah direncanakan.
Enggan beri komentar
Sebaliknya Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo enggan memberikan penilaian terhadap 100 hari pertama kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
“Menilai waktu 100 hari terlalu dini,” kata Ganjar seraya menambahkan, periode awal pemerintahan sebaiknya difokuskan untuk menata kabinet agar seluruh menteri dapat bekerja selaras dengan presiden.
“Berikan kesempatan presiden menata kabinet agar bisa bekerja dalam satu rampak barisan,” ujar mantan calon presiden ini. Mantan Gubernur Jawa Tengah ini meminta publik agar terus mengingatkan janji kampanye Prabowo-Gibran supaya dapat dilaksanakan dengan baik.
Ganjar juga mengingatkan pentingnya budaya kritik dan otokritik dalam pemerintahan, mengingat hal ini, menurut dia,perlu dilakukan untuk memitigasi berbagai risiko yang mungkin muncul dalam perjalanan pemerintahan.
“Publik perlu mengingatkan janji kampanye agar bisa dilaksanakan dengan baik. Yang penting kritik otokritik harus terus berjalan agar bisa memitigasi risiko,” ucapnya.
Menaruh harapan besar
Sementara Peneliti Litbang Kompas Vincentius Gitiyarko mengatakan ada harapan besar dari masyarakat untuk pemerintahan Prabowo-Gibran 5 tahun ke depan.
“Kita bisa baca sebagai harapan besar publik sekaligus juga euforia karena setelah 10 tahun sebelumnya, dua periode dipimpin oleh satu pemerintahan, masyarakat kini mendapat presiden dan wapres baru, “ ujarnya.
“Kita juga perlu ingat bahwa bagaimana transisi pemerintahan atau transisi politik setelah Pemilu juga berjalan relatif lancar, Bahkan dalam prosesnya ada narasi keberlanjutan yang dibawa oleh pemerintahan sekarang,” lanjutnya.
Sedangkan Dosen Komunikasi UIN Bandung Ridwan Sutandi menilai, tingginya kepuasan masyarakat terhadap kinerja Prabowo-Gibran menunjukkan optimisme terhadap kepemimpinan dalam menakhodai RI selama lima tahun ke depan.
Hasil survei ini menjadi modal yang apabila dikelola dengan baik dan konsisten akan menguatkan visi kepemimpinan Presiden Prabowo ke depan.
Menurut Ridwan, kepercayaan publik menjadi kekuatan kepemimpinan yang akan menstimulus kinerja pemerintahan ke depan.
Ia menilai, ada lima aspek penting yang menyebabkan kepuasaan masyarakat terhadap kinerja Presiden Prabowo tinggi.
Pertama, pada aspek karakter dan kolaborasi kepemimpinan. Presiden Prabowo merupakan figur pemimpin tranformasional yang membawa perubahan dalam berbagai bidang.
“Figur kepemimpinan Prabowo menjadi kekuatan yang mampu membawa arus perubahan dalam dinamika kebangsaan. Hal ini dibuktikan dengan kompaknya Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya ,” ujar Ridwan.
Kedua, aspek penguatan SDM dan tata kelola pemerintah yang menurut dia, sejauh ini transisi kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Prabowo berjalan mulus dan baik.
“Presiden Prabowo memberikan kesempatan kepada anak bangsa yang berpotensi, kapasitas, dan kualifikasi dalam berbagai aspek untuk menjadi tim kerjanya dalam memimpin RI selama lima tahun ke depan.
Ketiga, aspek inovasi program, Kepemimpinan Presiden Prabowo dalam tiga bulan ini tidak terjebak pada kosmetik pencitraan, melainkan berupaya membangun prioritas program kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Upaya inovasi ini dimulai dari penguatan kolektivitas dan kekompakan menteri-menterinya melalui program Retreat Kabinet Merah Putih.
Keempat, aspek komunikasi publik, model komunikasi publik Presiden Prabowo bersifat kolaboratif dan partisipatif.
Dalam beberapa kesempatan, menurut dia, Prabowo mampu membangun pola komunikasi yang memberikan ketegasan, ketenangan, dan berjalan secara efektif.
Kelima, pada aspek kecepatan eksekusi kebijakan dan isu-isu internasional, Presiden Prabowo dipandang mampu menunjukkan performa kinerja yang responsif, aktif dan bermartabat dalam melaksanakan kebijakan internasional.
Sementara Peneliti Litbang Kompas, Andreas Yoga Prasetyo menilai bahwa kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam 100 hari pertama belum menunjukkan gebrakan yang signifikan, khususnya di bidang politik dan keamanan (polkam).
Meski tingkat kepuasan masyarakat terhadap bidang politik dan keamanan saat ini mencapai 85 persen, angka tersebut dinilai stagnan jika dibandingkan dengan capaian pemerintahan sebelumnya.
“Kalau saya membacanya, ini seperti stagnasi politik. Jatuhnya seperti itu. Jadi, apa yang didapat Pak Prabowo dalam tiga bulan pertama ini relatif sama dengan apa yang sudah dicapai Presiden Jokowi pada Juni 2024.
Perjalanan pemerintahan Prabowo-Gibran masih panjang, berbagai tantangan di dalam mau pun luar negeri bisa muncul sewaktu waktu, mulai dari musim, bencana alam, konstelasi politik, kebijakan negara lain, konlik dan perang serta banyak faktor lagi. (imbcnews/Theo/sumber diolah